Berita Daerah

Mobil Besar Lalu Lalang Saat Jam Sekolah di Teluk Kuantan, Warga Minta Dishub Turun Tangan

89
×

Mobil Besar Lalu Lalang Saat Jam Sekolah di Teluk Kuantan, Warga Minta Dishub Turun Tangan

Sebarkan artikel ini

Teluk Kuantan, Riau, SniperNew.id -Unggahan akun media sosial Infokuansing di platform Threads pada Kamis pagi menjadi sorotan publik setelah menampilkan kondisi lalu lintas padat di Jalan Lintas Teluk Kuantan Pekanbaru, Kamis (09/10/25).

Dalam unggahan tersebut, warga menyampaikan kekhawatiran terhadap banyaknya mobil besar yang disebut sebagai “mobil baro” melintas di waktu bersamaan dengan anak-anak berangkat ke sekolah dan para pegawai menuju tempat kerja.

Menurut unggahan tersebut, situasi ramai kendaraan besar ini terlihat terutama pada jam sibuk pagi hari. “Terlihat di jam pagi anak sekolah berangkat sekolah dan para pegawai berangkat kerja, mobil besar atau ‘mobil baro’ banyak berseliweran di jalan lintas Teluk Kuantan–Pku,” tulis akun Infokuansing dalam keterangannya.

Warga sekitar yang merekam situasi tersebut berharap agar Dinas Perhubungan (Dishub) Kuantan Singingi (Kuansing) memperhatikan kondisi ini. Mereka menilai perlu adanya pengamanan dan pengaturan arus lalu lintas, khususnya menjelang jam masuk sekolah, untuk menghindari potensi kecelakaan.

“Mudah-mudahan menjadi atensi oleh Dishub Kuansing untuk pengamanan pagi menjelang siswa masuk sekolah. Kita takut anak ke senggol oleh mobil baro ini akan berakibat fatal,” tulis warga yang dikutip dalam unggahan tersebut.

Video yang diunggah memperlihatkan suasana jalan dengan mobil besar melintas di tengah kondisi lalu lintas yang padat. Dari rekaman tampak kendaraan truk bermuatan besar melaju di jalur utama, sementara di sisi lain terdapat kendaraan roda dua dan pejalan kaki yang diduga merupakan warga setempat dan anak sekolah.

Peristiwa ini terjadi di ruas jalan lintas Teluk Kuantan–Pekanbaru, yang diketahui merupakan jalur utama penghubung antar kabupaten di Provinsi Riau. Jalur ini kerap dilalui kendaraan berat, seperti truk pengangkut hasil perkebunan dan barang industri.

Menurut pantauan warga, mobil besar tersebut mulai ramai melintas sejak pagi hari, tepat ketika aktivitas masyarakat meningkat. Anak-anak sekolah terlihat menyeberang jalan, sementara pegawai dan pedagang juga mulai beraktivitas. Kondisi ini membuat lalu lintas menjadi padat dan berpotensi menimbulkan bahaya.

Warga menyebut bahwa tidak ada petugas lalu lintas yang berjaga secara rutin di titik tersebut. Akibatnya, mobil besar dapat melintas dengan kecepatan cukup tinggi, tanpa pengawasan memadai. Beberapa orang tua bahkan mengaku khawatir melepaskan anak-anak mereka berangkat ke sekolah sendiri karena takut tersenggol kendaraan berat.

Unggahan Infokuansing itu mendapat perhatian dari sejumlah pengguna media sosial yang memberikan komentar serupa. Mereka mengungkapkan rasa cemas atas kondisi jalan yang dianggap tidak aman bagi anak sekolah.

Salah satu komentar menyebut, “Setiap pagi truk besar lalu lalang, apalagi di dekat sekolah. Harusnya ada pengaturan jam jalan untuk mobil besar.”
Komentar lain menambahkan, “Kita minta Dishub dan Satlantas turun langsung, kasihan anak-anak sekolah yang setiap pagi harus menyeberang tanpa pengamanan.”

Masyarakat berharap pemerintah daerah, khususnya Dinas Perhubungan Kuansing dan pihak kepolisian, dapat membuat kebijakan pembatasan jam operasional kendaraan berat di kawasan padat aktivitas masyarakat. Selain itu, diperlukan juga pos pengamanan lalu lintas di jam-jam rawan, terutama antara pukul 06.30 hingga 08.00 pagi.

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Dinas Perhubungan Kuansing terkait laporan masyarakat tersebut. Namun, permintaan warga ini diharapkan segera ditindaklanjuti untuk mencegah potensi kecelakaan.

Langkah konkret yang diharapkan antara lain:

1. Penempatan petugas pengatur lalu lintas di titik rawan, terutama di depan sekolah-sekolah yang berada di jalur lintas utama.

2. Pemberlakuan jam terbatas bagi kendaraan besar untuk melintas di waktu tertentu agar tidak bersamaan dengan jam masuk sekolah.

3. Pemasangan rambu peringatan dan marka jalan, termasuk zebra cross di area yang sering digunakan anak sekolah menyeberang.

4. Edukasi keselamatan lalu lintas kepada siswa dan orang tua agar lebih berhati-hati saat beraktivitas di jalan utama.

Kondisi lalu lintas di Teluk Kuantan pada jam sibuk memang menjadi perhatian. Banyak ruas jalan utama yang belum memiliki fasilitas pengamanan pejalan kaki yang memadai. Anak-anak sekolah, terutama di daerah pedesaan dan pinggiran kota, kerap harus berjalan kaki di tepi jalan raya tanpa trotoar.

Beberapa warga juga mengaku bahwa truk besar tersebut seringkali melintas dengan kecepatan tinggi, bahkan saat melintasi area padat. Kondisi ini bukan hanya berbahaya bagi anak sekolah, tetapi juga bagi pengendara motor dan pengguna jalan lainnya.

“Kalau pagi, jalan penuh mobil besar. Kadang kami harus minggir jauh supaya aman. Takut anak-anak yang berangkat sekolah diserempet,” ujar salah satu warga Teluk Kuantan yang enggan disebutkan namanya.

Fenomena seperti ini sebenarnya bukan hal baru di daerah lintas provinsi. Jalan lintas Teluk Kuantan–Pekanbaru merupakan jalur vital yang menghubungkan pusat produksi perkebunan dan perdagangan ke wilayah ibu kota provinsi. Namun, keberadaan kendaraan besar yang tidak diatur waktu operasionalnya sering kali mengancam keselamatan warga, terutama di kawasan padat penduduk dan sekolah.

Pemerintah daerah diharapkan dapat menyeimbangkan antara kebutuhan ekonomi dan keselamatan masyarakat. Penerapan kebijakan jam larangan bagi kendaraan berat pada waktu tertentu bisa menjadi solusi yang realistis tanpa mengganggu distribusi logistik.

Selain itu, peningkatan kesadaran para pengemudi juga menjadi kunci penting. Edukasi dan penegakan hukum terhadap pelanggaran lalu lintas perlu diperkuat agar para sopir truk lebih berhati-hati saat melintas di area pemukiman dan sekolah.

Unggahan Infokuansing ini menjadi alarm sosial bagi pihak terkait di Kabupaten Kuantan Singingi. Keluhan warga tentang maraknya mobil besar melintas di jam sibuk pagi bukan sekadar keresahan biasa, melainkan peringatan atas potensi bahaya nyata bagi anak-anak dan masyarakat sekitar.

Dengan koordinasi antara Dishub, kepolisian, dan sekolah-sekolah di sepanjang jalur lintas Teluk Kuantan–Pekanbaru, diharapkan tercipta sistem pengamanan yang lebih baik. Pengawasan rutin, pembatasan jam kendaraan berat, dan penyediaan fasilitas penyeberangan menjadi langkah penting untuk mencegah insiden fatal di masa mendatang.

Sebagaimana disampaikan oleh warga dalam unggahan tersebut, “Kita takut anak ke senggol oleh mobil baro ini akan berakibat fatal.”
Peringatan itu menjadi pesan moral agar semua pihak tidak menunggu terjadi kecelakaan baru kemudian bertindak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *