Kesehatan

Pesan Om Spiritual Kampung: Jangan Putus Asa, Ikhtiar Medis dan Ruqyah Bisa Jadi Jalan Kesembuhan

585
×

Pesan Om Spiritual Kampung: Jangan Putus Asa, Ikhtiar Medis dan Ruqyah Bisa Jadi Jalan Kesembuhan

Sebarkan artikel ini
Gambar doc. Tamu Om Spiritual Kampung, kedatangan tamu persoalan rumah tangga cukup jauh namu iktiyar dan tekatnya., Selasa (16/09/2025).

Awal Cerita: Keluhan yang Sering Muncul, Seiring berkembangnya dunia medis, banyak orang tetap merasa kebingungan saat menghadapi penyakit berat. Dari pengalaman sejumlah orang yang pernah berobat ke rumah sakit, tidak jarang muncul keluhan serius seperti kanker darah, pembengkakan kelenjar getah bening, kanker payudara, kanker lambung, hingga sakit kepala berat (portigo/vertigo), Selasa (16/09/2025).

Menurut vonis medis, kondisi ini umumnya dipastikan sebagai penyakit serius yang membutuhkan pengobatan panjang, bahkan terapi berkelanjutan. Namun, pengalaman unik muncul dari kesaksian beberapa orang yang mengaku setelah diperiksa dokter, keluhan tersebut ternyata bisa berbeda penyebabnya. Ada kemungkinan faktor non-medis yang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah.

Di tengah keraguan itu, hadir pandangan seorang tokoh spiritual kampung yang akrab dipanggil Om. Meski ia tidak mau identitas lengkapnya dipublikasikan, Om dikenal sebagai sosok sederhana yang sering menolong orang dengan doa dan ruqyah.

Om adalah seorang spiritualis kampung yang menolak disebut sebagai “orang pintar” atau “paranormal”. Ia lebih suka dianggap sebagai orang biasa yang kebetulan diberi pengalaman hidup untuk membantu sesama.

“Saya bukan siapa-siapa, hanya orang kampung yang belajar dari pengalaman. Banyak saudara yang datang mengeluh sakit parah, tapi setelah ditelusuri, ternyata bukan semata-mata penyakit medis, ada unsur ghibnya,” ujarnya suatu kali.

Istilah unsur ghib yang dimaksud Om merujuk pada hal-hal gaib atau gangguan non-medis yang menurut keyakinan sebagian masyarakat bisa memengaruhi kesehatan seseorang.

Dari pengalaman Om, beberapa orang datang dengan kondisi sudah divonis dokter menderita penyakit tertentu. Namun setelah dilakukan doa dan ruqyah, sebagian besar mengaku merasa lebih ringan, bahkan ada yang sembuh total.

“Bukan berarti semua sakit itu karena ghib, bukan. Banyak juga yang benar-benar penyakit medis. Tetapi jangan menutup kemungkinan ada faktor lain yang membuat penyakit terasa semakin berat. Itu yang sering saya temui,” jelasnya.

Seorang ibu yang divonis kanker lambung, setelah berbulan-bulan terapi medis tetap tidak membaik. Namun setelah menjalani ruqyah, rasa sakitnya berangsur hilang.

Seorang bapak yang menderita pembengkakan kelenjar getah bening merasa lebih lega setelah diruqyah rutin, meskipun tetap menjalani pengobatan medis.

Seorang pemuda yang sering merasakan pusing hebat (portigo) akhirnya bisa beraktivitas normal setelah melakukan ruqyah dan memperbaiki pola ibadah.

Fenomena ini bukan hanya sekali dua kali. Menurut penuturan Om, ia sudah sering menemukan kasus serupa sejak beberapa tahun terakhir. Banyak orang datang kepadanya, terutama setelah merasa “buntu” dengan pengobatan medis yang panjang dan melelahkan.

Om sendiri tidak pernah mematok tarif. Ia menganggap apa yang dilakukannya adalah ibadah. “Kalau ada yang mau kasih, ya alhamdulillah. Kalau tidak, saya tetap doakan,” katanya.

Praktik ruqyah ala Om dilakukan sederhana, biasanya di rumah atau melalui udara bila jabgkaun jauh di kampung. Tidak ada peralatan khusus, tidak ada ritual aneh. Hanya doa-doa yang bersumber dari Al-Qur’an, dzikir, dan shalawat.

“Saya ini kampungan, tidak tahu apa-apa. Tapi saya yakin doa itu bisa jadi obat. Apalagi kalau dibacakan dengan ikhlas, Insya Allah ada pertolongan Allah,” jelasnya.

Kisah ini menjadi menarik karena memberikan sudut pandang baru bagi masyarakat yang kerap hanya mengandalkan satu jalur pengobatan. Pesan Om sederhana: jangan putus asa. Jika pengobatan medis belum membuahkan hasil, tidak ada salahnya mencoba ikhtiar lain yang tetap berada dalam jalur syariat, misalnya dengan ruqyah.

“Saya tidak pernah melarang orang berobat ke dokter. Itu wajib. Tapi kalau setelah berobat tidak juga sembuh, cobalah tambah dengan doa. Jangan lupa, Allah-lah yang memberi sakit, dan Allah pula yang memberi kesembuhan,” tegasnya.

 

Om menekankan beberapa hal penting:

1. Tetap jalani pengobatan medis. Jangan tinggalkan dokter hanya karena ingin ruqyah.

2. Datang ke ustaz atau kiai terdekat. Jangan mencari praktik yang tidak jelas. Ruqyah harus bersumber dari Al-Qur’an dan doa yang diajarkan Nabi.

3. Perbaiki ibadah pribadi. Sering kali, kesehatan juga dipengaruhi oleh kedekatan spiritual dengan Allah.

4. Jangan mudah putus asa. Penyakit berat bukan akhir segalanya. Ikhtiar dan doa harus berjalan seiring.

Beberapa warga yang pernah datang kepada Om mengaku merasakan manfaatnya. Seorang ibu rumah tangga bercerita, “Awalnya saya takut, karena sudah divonis kanker payudara. Tapi setelah ikut ruqyah, rasa sakit saya berkurang. Dokter juga bilang kondisi saya stabil. Saya percaya ini semua karena doa dan izin Allah.”

Sementara seorang remaja mengaku sakit kepalanya yang tidak kunjung sembuh akhirnya mereda setelah menjalani ruqyah. “Saya jadi lebih semangat hidup. Tidak hanya fisik, tapi hati saya juga tenang,” tuturnya.

Di akhir setiap pertemuan, Om selalu berpesan: “Jangan pernah menyerah pada keadaan. Penyakit seberat apa pun bukan tanda akhir hidup. Justru itu bisa jadi cara Allah menguji kita agar lebih dekat dengan-Nya. Berobatlah ke dokter, tapi jangan lupakan doa dan ruqyah. Karena kesembuhan sejati hanya datang dari Allah.”

Fenomena ini menunjukkan betapa luasnya cara masyarakat dalam mencari kesembuhan. Meski ilmu kedokteran terus berkembang, tidak bisa dipungkiri bahwa dimensi spiritual tetap memiliki tempat penting dalam kehidupan.

Kisah Om spiritual kampung ini bukan untuk menegasikan ilmu medis, melainkan menjadi pengingat bahwa doa dan ruqyah juga bisa menjadi penguat jiwa. Bagi siapa pun yang tengah berjuang melawan sakit, pesan yang bisa dipetik adalah: jangan putus asa, teruslah berikhtiar dengan segala cara yang halal dan diridai. (Ahm/Dar)

Jika saudar – saudara ku dimana saja kalian berada, bila ada sanak saudara kita yang sedang mengeluh kan sakit takkunjung sembuh, tiba-tiba sakit, miskomunikasi tentang umah tangga, dll . Silahkan komunikasi kan ke nomor Whatshapp: (087825039969).

“Caranya langsung Kirimkan nama lengkap dan Bin/Binti nya .dan tidak perlu ceritakan apa keluhannya. Setelah ada jawaban dari om spiritual kampung ini maka tinggal saudara ku simak apakah benar atau tidak apa yang disampaikan oleh om ini. Tidak perlu kirim photo/gambar yang bersangkutan. (Inzya Allah SWT akan berikan jawabannya yang saudaraku harapkan). Terimakasih. Konten ini ditulis hanya semata motivasi dan edukasi agar saudara saudara ku dimana tidak gegabah atau panik dan tidak mudah percaya dengan oknum yang mengatasnamakan Spiritual/Dukun/pintar.” NB: “inzya Allah semua gratis, tidak ada biaya apapun, semata iklas karena Allah).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *