Padang, SniperNew.id – Minggu 1 September 2025 Sebuah momen menarik perhatian publik terjadi di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Barat, Senin sore (1/9). Wakil Rektor I Universitas Negeri Padang (UNP), Dr. Refnaldi, S.Pd., M.Litt., mendatangi lokasi aksi mahasiswa untuk menjemput sejumlah mahasiswa UNP yang baru saja menyelesaikan unjuk rasa bertajuk Indonesia (C)emas. Kehadirannya memantik sorotan warganet setelah unggahan akun media sosial @kabarpadang di platform Threads menyebutnya sebagai “Pak Warek keren” yang peduli terhadap mahasiswa.
Aksi tersebut berlangsung sejak siang hari dan diikuti oleh massa dari berbagai perguruan tinggi serta organisasi kemahasiswaan. Mahasiswa menyampaikan berbagai aspirasi terkait isu nasional dan daerah yang tengah berkembang. Meski jumlah peserta aksi cukup besar, situasi relatif kondusif dengan pengawalan aparat kepolisian.
Kehadiran Wakil Rektor I UNP sekitar pukul 17.50 WIB, ketika massa aksi mulai membubarkan diri, menjadi perhatian banyak pihak. Langkahnya menjemput mahasiswa langsung di lokasi dipandang sebagai bentuk kepedulian terhadap keselamatan dan kenyamanan mahasiswa.
Unggahan akun @kabarpadang di Threads yang disertai foto suasana aksi memperlihatkan kerumunan mahasiswa di depan Gedung DPRD Sumbar. Dalam keterangan unggahan tersebut tertulis:
“Keren Pak Warek Satu Ini 🔥🔥
Wakil Rektor I Universitas Negeri Padang (UNP), Dr. Refnaldi, menjemput mahasiswa UNP yang baru saja menyelesaikan aksi Indonesia (C)emas di depan Gedung DPRD Sumbar. Pertemuan berlangsung sekitar pukul 17.50 WIB, saat massa aksi mulai meninggalkan lokasi demonstrasi.
Menyala Pak Warek, Mahasiswa UNP pasti bangga punya pemimpin seperti ini.”
Unggahan ini mendapatkan perhatian warganet. Banyak komentar memuji sikap pimpinan universitas yang hadir langsung untuk memastikan mahasiswa dalam keadaan aman setelah aksi selesai. Tindakan ini dianggap memberikan teladan positif bagi pejabat pendidikan lainnya.
Aksi Indonesia (C)emas sendiri merupakan bagian dari gerakan mahasiswa yang berlangsung di berbagai daerah di Indonesia. Di Padang, mahasiswa membawa berbagai poster dan menyampaikan orasi terkait isu sosial, ekonomi, dan politik yang mereka anggap perlu perhatian pemerintah.
Aparat kepolisian tampak berjaga untuk memastikan situasi tetap kondusif. Berdasarkan pantauan, aksi berlangsung relatif tertib meskipun jumlah peserta cukup banyak. Beberapa titik jalan di sekitar Gedung DPRD Sumbar sempat dialihkan untuk mengurai kemacetan.
Mahasiswa dari UNP menjadi bagian dari massa aksi tersebut. Setelah rangkaian orasi selesai, massa mulai membubarkan diri secara bertahap sekitar pukul 17.30 WIB. Kehadiran Wakil Rektor I UNP 20 menit kemudian memperlihatkan komitmen pihak kampus untuk turut mengawal mahasiswa agar aman hingga kembali ke lingkungan kampus atau kediaman masing-masing.
Beberapa mahasiswa UNP yang hadir dalam aksi tersebut mengaku terkejut sekaligus bangga dengan langkah Wakil Rektor. “Kami tidak menyangka beliau datang langsung. Rasanya kami merasa diperhatikan,” kata salah seorang mahasiswa yang enggan disebutkan namanya.
Komentar senada juga banyak muncul di media sosial. “Langkah kecil yang berdampak besar,” tulis salah satu pengguna Threads. “Semoga pejabat pendidikan lain bisa mencontoh kepedulian seperti ini,” komentar warganet lainnya.
Sikap ini dianggap mencerminkan kepemimpinan yang tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga kesejahteraan dan keamanan mahasiswa, terutama dalam situasi aksi massa yang rawan terjadi gesekan.
Sebagai Wakil Rektor I UNP, Dr. Refnaldi memiliki tanggung jawab dalam bidang akademik dan kemahasiswaan. Selain mengurus kebijakan pendidikan dan kurikulum, peran ini juga mencakup pembinaan mahasiswa. Kehadirannya di tengah mahasiswa yang baru selesai berdemonstrasi menunjukkan bentuk nyata pembinaan tersebut.
Dalam dunia pendidikan tinggi, mahasiswa memiliki kebebasan akademik dan kebebasan menyampaikan pendapat. Namun, pihak kampus tetap memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan aktivitas tersebut berlangsung dengan aman. Kehadiran pimpinan kampus di lokasi aksi juga memberi pesan bahwa universitas menghormati aspirasi mahasiswa, sekaligus memastikan keselamatan mereka.
Dosen komunikasi dari salah satu perguruan tinggi di Sumbar, yang dimintai tanggapannya terkait fenomena ini, menilai langkah tersebut sebagai komunikasi simbolik yang positif.
“Ketika seorang pemimpin perguruan tinggi hadir langsung, itu menciptakan kedekatan emosional dengan mahasiswa. Apalagi di tengah aksi yang rentan diwarnai stigma negatif. Kehadiran beliau memberikan rasa aman dan menunjukkan universitas peduli,” ujarnya.
Ia menambahkan, tindakan tersebut juga dapat memperkuat citra universitas sebagai institusi yang menghargai suara mahasiswa, sekaligus menjadi contoh komunikasi dua arah yang sehat.
Aksi mahasiswa merupakan tradisi panjang di Indonesia. Sejak era pra-kemerdekaan hingga reformasi 1998, mahasiswa dikenal sebagai agen perubahan. Aktivitas unjuk rasa menjadi salah satu bentuk penyampaian pendapat di muka umum yang dijamin oleh undang-undang.
Namun, aksi massa tidak lepas dari risiko, seperti benturan dengan aparat atau pihak lain. Karena itu, kehadiran tokoh akademik untuk mendampingi mahasiswa pasca-aksi bisa dilihat sebagai langkah preventif untuk mengurangi risiko tersebut.
“Mahasiswa perlu merasa didukung dan dilindungi. Dengan adanya tokoh universitas yang turun langsung, itu menjadi pesan bahwa kampus tidak meninggalkan mereka,” ujar salah seorang aktivis mahasiswa senior di Padang.
Dalam beberapa jam sejak diunggah, postingan @kabarpadang mendapat banyak komentar dan dibagikan ulang. Media sosial menjadi sarana penyebaran informasi cepat, termasuk aksi mahasiswa dan respons pejabat pendidikan.
Fenomena viralnya postingan tersebut menandakan adanya apresiasi publik terhadap tindakan nyata pemimpin yang dekat dengan mahasiswa. Tak sedikit pula komentar yang menyebut langkah ini dapat mempererat hubungan antara kampus dan mahasiswanya, terutama di tengah dinamika sosial-politik yang kian kompleks.
Kejadian ini mengingatkan publik akan pentingnya peran universitas dalam mengawal aspirasi mahasiswa. Pendampingan dari pihak kampus bukan berarti membatasi gerak mahasiswa, melainkan memberikan perlindungan dan memastikan aspirasi tersampaikan dengan cara yang tepat.
Pakar pendidikan dari Universitas Andalas, Dr. Yusra, M.Ed., menyebutkan bahwa pendekatan seperti ini dapat menjadi model hubungan kampus-mahasiswa yang lebih sehat. “Pemimpin kampus perlu hadir tidak hanya dalam acara formal atau akademik, tetapi juga dalam situasi sosial. Itu membuat mahasiswa merasa dihargai dan dilindungi,” jelasnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, mahasiswa semakin aktif menyuarakan berbagai isu, mulai dari pendidikan, lingkungan, ekonomi, hingga kebijakan publik. Aksi mahasiswa sering kali menjadi sorotan media, baik karena substansi isu maupun dinamika di lapangan.
Bagi mahasiswa, kehadiran pimpinan universitas di tengah mereka memiliki makna tersendiri. “Kami merasa aman ketika ada beliau. Itu seperti sinyal bahwa aspirasi kami bukan sesuatu yang salah, dan kami tidak sendirian,” ujar salah satu peserta aksi.
Di era media sosial, narasi tentang aksi mahasiswa kerap terpolarisasi. Foto atau video pendek dapat membentuk opini publik secara cepat. Kehadiran pejabat universitas yang bersikap tenang dan komunikatif di lapangan membantu membangun citra positif aksi mahasiswa, sekaligus memperkuat pesan bahwa penyampaian aspirasi adalah bagian dari proses demokrasi.
Universitas Negeri Padang selama ini dikenal sebagai salah satu perguruan tinggi terbesar di Sumatera Barat dengan ribuan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. Sebagai institusi pendidikan tinggi, UNP memiliki peran penting tidak hanya dalam menghasilkan lulusan berkualitas, tetapi juga membentuk mahasiswa menjadi warga negara yang kritis dan bertanggung jawab.
Langkah Wakil Rektor I UNP menjemput mahasiswa di lokasi aksi dapat dilihat sebagai cerminan visi universitas dalam membangun budaya akademik yang humanis. Budaya ini tidak hanya menekankan prestasi akademik, tetapi juga nilai kepedulian sosial, keterbukaan, dan keberanian menyuarakan kebenaran.
Peristiwa di depan Gedung DPRD Sumbar pada Senin sore tersebut mungkin terlihat sederhana: seorang pejabat universitas menjemput mahasiswanya pulang setelah aksi. Namun, bagi banyak pihak, langkah itu memiliki makna besar. Ia mencerminkan kepedulian, komunikasi yang sehat antara mahasiswa dan pimpinan universitas, serta penguatan nilai-nilai kemanusiaan dalam dunia pendidikan tinggi.
Unggahan yang viral di Threads menjadi bukti bahwa tindakan nyata, meski sederhana, dapat memberikan inspirasi dan teladan. Dalam dinamika sosial yang penuh tantangan, kehadiran pemimpin yang dekat dengan mahasiswa bukan hanya soal citra, tetapi juga wujud nyata dari semangat pendidikan yang membangun. (Redaksi)