Cimahi, SniperNew.id – Hujan deras yang mengguyur kawasan Cimahi pada Jumat malam, 17 Oktober 2025, menyebabkan banjir di sejumlah titik dan melumpuhkan aktivitas warga. Dalam unggahan akun media sosial @infojawabarat, terlihat situasi mencekam ketika arus air begitu deras hingga membuat sejumlah pengendara motor kesulitan melintasi jalan yang tergenang. Beberapa warga bahkan harus turun dari kendaraan mereka untuk mendorong motor yang mogok di tengah arus banjir.
Unggahan tersebut memperlihatkan suasana malam yang kacau. Dari video amatir yang direkam warga, air tampak mengalir deras di sepanjang jalan. Puluhan motor berusaha menerobos banjir, sementara sebagian pengendara memilih menepi untuk menyelamatkan diri. Di antara riuh suara mesin dan hujan, terdengar teriakan warga yang memperingatkan pengendara lain agar berhati-hati terhadap arus yang semakin kuat.
Menurut laporan infojawabarat, banjir tersebut terjadi di sejumlah titik di kawasan Sangkuriang hingga Cipageran, dua wilayah yang memang dikenal rawan genangan saat hujan dengan intensitas tinggi melanda. Selain motor yang kesulitan menembus derasnya air, dua unit mobil dilaporkan terendam di salah satu ruas jalan yang tergenang cukup dalam.
Berdasarkan keterangan sementara, hujan mulai turun sekitar pukul 19.00 WIB dengan intensitas sedang, namun kemudian meningkat menjadi sangat lebat sekitar pukul 20.00 WIB. Dalam waktu kurang dari satu jam, air mulai menggenang di beberapa ruas jalan utama. Arus deras air yang mengalir dari kawasan perbukitan di utara Cimahi memperparah kondisi di titik-titik rawan, termasuk Jalan Sangkuriang dan Jalan Cipageran.
Beberapa warga yang berada di lokasi menyebutkan bahwa genangan air meningkat cepat hanya dalam waktu sekitar 15 menit. Mereka yang masih berada di jalan harus berjibaku melawan derasnya arus sambil berupaya menyelamatkan kendaraan masing-masing.
“Saya baru keluar dari rumah mau ke minimarket, tiba-tiba air sudah setinggi lutut. Motor saya mogok, jadi saya dorong pelan-pelan,” ujar seorang warga yang terekam dalam video tersebut.
Dalam video berdurasi sekitar satu menit itu, terlihat jelas suasana jalanan yang berubah menjadi seperti sungai kecil. Air berwarna cokelat pekat mengalir deras dari arah utara. Sejumlah pengendara motor terlihat nekat melintas, sementara yang lain mencoba memutar arah. Beberapa pengendara bahkan terpaksa turun dan menuntun kendaraan mereka yang mati mesin akibat air yang terlalu tinggi.
Situasi semakin sulit karena minim penerangan di beberapa titik, membuat pengendara sulit memperkirakan kedalaman air. Beberapa warga yang menumpang di warung dan pertokoan tampak membantu dengan senter atau lampu ponsel untuk memberikan penerangan seadanya.
Selain menyebabkan kemacetan parah di beberapa ruas jalan utama, banjir juga dilaporkan merendam dua unit mobil pribadi. Kedua mobil itu sempat tidak bisa dievakuasi hingga air surut menjelang tengah malam. Warga sekitar berinisiatif menutup saluran air yang meluap dan mengalihkan arus dengan alat seadanya agar banjir tidak semakin meluas ke pemukiman.
Hingga berita ini ditulis, belum ada laporan resmi mengenai adanya korban jiwa. Namun beberapa warga dilaporkan mengalami luka ringan karena terpeleset atau terseret arus kecil saat mencoba menyelamatkan kendaraan mereka.
Dari informasi yang dihimpun, banjir paling parah terjadi di Jalan Sangkuriang, Jalan Cipageran, dan sebagian kawasan Cimahi Utara. Di beberapa titik, ketinggian air mencapai 30 hingga 50 sentimeter, cukup untuk membuat kendaraan roda dua tidak bisa melintas.
Warga sekitar menyebutkan bahwa banjir di kawasan ini bukan kali pertama terjadi. Setiap kali hujan dengan intensitas tinggi melanda, daerah sekitar Sangkuriang dan Cipageran kerap menjadi langganan genangan akibat buruknya sistem drainase. Banyak saluran air yang tersumbat sampah serta tumpukan material tanah dari proyek di sekitar kawasan tersebut.
Sejumlah warga berharap agar Pemerintah Kota Cimahi segera turun tangan memperbaiki sistem drainase dan memperbanyak saluran pembuangan air.
“Kami sudah sering lapor kalau saluran di sini mampet. Kalau hujan sedikit saja sudah mulai menggenang, apalagi kalau hujan lebat seperti malam ini,” ujar salah satu warga di kawasan Cipageran.
Sementara itu, pihak BPBD Kota Cimahi saat dikonfirmasi menyebut bahwa timnya telah diterjunkan untuk melakukan pemantauan di beberapa lokasi. Mereka juga mengingatkan warga untuk tetap waspada mengingat curah hujan di wilayah Bandung Raya masih berpotensi tinggi hingga beberapa hari ke depan.
“Kami masih melakukan pendataan di lapangan. Untuk sementara belum ada laporan korban jiwa. Namun kami imbau masyarakat agar tidak memaksakan diri melintas di jalan yang tergenang air,” ujar salah satu petugas BPBD melalui sambungan telepon.
Unggahan @infojawabarat di platform Threads yang menayangkan video tersebut mendapat perhatian besar dari warganet. Hingga pagi ini, unggahan itu telah ditonton lebih dari 28 ribu kali dan dibanjiri ratusan komentar.
Banyak warganet yang menyampaikan keprihatinan atas kondisi banjir yang kembali melanda Cimahi. Sebagian lainnya menyoroti buruknya sistem drainase kota serta pembangunan yang tidak memperhatikan tata aliran air.
“Cimahi sudah sering banjir di titik yang sama. Sepertinya butuh perhatian serius dari pemerintah,” tulis salah satu pengguna.
Dari pantauan warga, setelah hujan mereda sekitar pukul 23.00 WIB, sebagian air mulai surut. Warga bersama pengendara yang terjebak berusaha membersihkan sampah yang menutupi saluran air di pinggir jalan. Mereka juga membantu mengevakuasi kendaraan yang terendam.
Aksi gotong royong spontan itu menjadi pemandangan yang cukup mengharukan di tengah malam. Beberapa pengemudi ojek daring, pedagang kaki lima, dan pemilik warung bekerja sama mengangkat motor yang terseret arus ke tempat aman.
Menurut pengamat lingkungan lokal, banjir di kawasan Cimahi terjadi akibat kombinasi antara curah hujan tinggi dan lemahnya pengelolaan drainase kota. Banyak wilayah Cimahi yang mengalami perubahan fungsi lahan, dari daerah resapan air menjadi kawasan permukiman padat dan komersial. Kondisi tersebut memperparah daya tampung tanah terhadap air hujan.
Selain itu, minimnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan juga menjadi faktor penyumbang utama. Sampah plastik yang menumpuk di selokan menyebabkan aliran air tersumbat dan akhirnya meluap ke jalan.
Peristiwa banjir di Cimahi pada Jumat malam (17/10) menjadi peringatan bagi warga dan pemerintah daerah agar lebih serius dalam menangani persoalan drainase dan tata ruang kota. Meski belum ada laporan korban jiwa, dampak yang ditimbulkan cukup besar terhadap aktivitas warga dan lalu lintas.
Warga diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat dalam beberapa hari mendatang serta menghindari berkendara di jalur rawan genangan air, terutama di kawasan Sangkuriang hingga Cipageran.
Sumber: Unggahan akun media sosial Threads @infojawabarat, dikutip dan disusun ulang sesuai kaidah jurnalistik tanpa mengubah substansi informasi.