Berita Daerah

Supiyawan Imbau Warga Lampung Tetap Tenang, Jangan Terprovokasi Isu Demo Jakarta

171
×

Supiyawan Imbau Warga Lampung Tetap Tenang, Jangan Terprovokasi Isu Demo Jakarta

Sebarkan artikel ini

Bandar Lampung, SniperNew.id – Situasi politik dan keamanan nasional dalam beberapa hari terakhir kembali menjadi sorotan, menyusul adanya aksi demonstrasi di wilayah DKI Jakarta. Peristiwa ini tidak hanya menyita perhatian masyarakat ibu kota, tetapi juga menimbulkan dampak psikologis bagi masyarakat di daerah, Sabtu (30/08/2025).

Banyak kabar simpang siur beredar, khususnya melalui media sosial, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa keresahan bisa menjalar ke luar Jakarta, termasuk ke Provinsi Lampung.

Menanggapi kondisi tersebut, Ketua Forum Pers Independent Indonesia (FPII) Setwil Lampung, Supiyawan, menyampaikan imbauan penting kepada seluruh masyarakat Lampung, terutama di Kabupaten Pesawaran dan sekitarnya. Ia menegaskan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang berkembang, khususnya terkait aksi demonstrasi di Jakarta.

“Saya mengajak seluruh masyarakat Lampung, termasuk Pesawaran, untuk tetap menjaga situasi tetap aman dan damai. Jangan sampai kita terpengaruh isu-isu dari luar daerah yang belum tentu benar. Kondisi daerah harus kita jaga bersama demi kelancaran pembangunan,” tegas Supiyawan.

Menurut Supiyawan, stabilitas keamanan merupakan modal utama untuk mewujudkan pembangunan daerah. Tanpa suasana kondusif, program pembangunan akan terganggu, dan dampaknya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat.

Ia mencontohkan bagaimana beberapa daerah yang sering dilanda konflik horizontal mengalami keterlambatan pembangunan infrastruktur maupun kesejahteraan warganya. Oleh karena itu, Lampung yang dikenal sebagai daerah multikultural dengan masyarakat yang majemuk, harus tetap menjaga harmoni sosial.

“Kita di Lampung ini terdiri dari banyak suku, agama, dan latar belakang. Jika kita mudah terprovokasi isu luar daerah, apalagi sampai menimbulkan konflik, maka yang rugi kita semua. Karena itu saya tekankan, mari utamakan persatuan dan kedamaian,” ujarnya.

Salah satu hal yang paling dikhawatirkan Supiyawan adalah derasnya arus informasi yang beredar di media sosial. Banyak masyarakat yang tidak memverifikasi kebenaran informasi sebelum mempercayai atau menyebarkannya.

Hoaks atau berita bohong, kata dia, bisa menimbulkan keresahan yang lebih besar dibanding peristiwa nyata itu sendiri. Bahkan, sering kali hoaks sengaja diproduksi untuk menciptakan polarisasi dan mengadu domba masyarakat.

“Bijaklah dalam menerima informasi. Jangan asal percaya, apalagi langsung membagikan. Kita harus saring sebelum sharing agar tidak ikut menyebarkan hoaks yang bisa merugikan diri sendiri dan memecah belah bangsa,” tegas Supiyawan dalam imbauannya.

Ia mengingatkan bahwa penyebaran hoaks bukan hanya berbahaya dari sisi sosial, tetapi juga bisa menjerat seseorang pada masalah hukum.

Selain menyampaikan pesan kepada masyarakat umum, Supiyawan juga menekankan pentingnya peran para tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda, serta organisasi kemasyarakatan di Lampung. Mereka, menurutnya, adalah garda terdepan dalam menjaga kondusivitas sosial di tingkat lokal.

“Perbedaan pendapat itu hal yang biasa, namun jangan sampai menjadi alasan untuk memicu konflik. Mari kita jaga persaudaraan, karena dengan persatuan dan suasana damai, pembangunan daerah bisa berjalan dengan baik,” pungkasnya.

Ia mengajak seluruh elemen untuk lebih aktif menyuarakan pesan damai dan kebersamaan, baik dalam kegiatan keagamaan, sosial, maupun budaya. Dengan begitu, masyarakat bisa lebih tenang dan tidak mudah tersulut oleh isu-isu yang berkembang di luar daerah.

Supiyawan menegaskan bahwa Lampung adalah salah satu provinsi yang bisa menjadi contoh bagaimana masyarakat majemuk hidup berdampingan dengan damai. Lampung dihuni oleh beragam etnis, mulai dari masyarakat asli Lampung, Jawa, Sunda, Bali, Batak, Minang, hingga Bugis.

Keragaman ini, jika dikelola dengan baik, justru bisa menjadi kekuatan. Namun jika tidak dijaga, berpotensi menjadi titik rawan konflik. Karena itu, imbauan menjaga kedamaian bukan hanya sekadar pesan formal, melainkan kebutuhan nyata bagi kehidupan masyarakat Lampung.

Supiyawan juga menyinggung pengalaman beberapa tahun lalu, ketika isu-isu politik di Jakarta sempat menimbulkan gesekan di berbagai daerah. Waktu itu, masyarakat di daerah ikut terpecah akibat perbedaan pandangan politik nasional. Hal tersebut harus menjadi pelajaran penting agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

Menurutnya, masyarakat Lampung tidak boleh mengulangi kesalahan yang sama. Semua pihak harus lebih dewasa dalam menyikapi dinamika politik dan tetap menempatkan kepentingan daerah serta bangsa di atas kepentingan kelompok maupun individu.

Melalui pernyataan ini, FPII Setwil Lampung menegaskan komitmennya untuk terus menjadi pelopor dalam menjaga keutuhan persatuan bangsa. Sebagai organisasi pers, FPII memiliki peran strategis dalam memberikan informasi yang benar, mencerahkan, serta membangun kesadaran masyarakat agar tidak mudah terprovokasi.

Supiyawan menegaskan bahwa FPII Lampung akan terus mengawal masyarakat dengan informasi yang akurat, terpercaya, dan berimbang. Hal ini sekaligus menjadi upaya nyata melawan derasnya arus disinformasi yang beredar di media sosial.

“Kami dari FPII Lampung akan terus berdiri di garda terdepan. Media harus menjadi penyejuk, bukan malah menyulut api. Kami ingin mengawal masyarakat agar tetap tenang, tidak mudah terprovokasi, dan terus menjaga persatuan bangsa,” tutup Supiyawan.

Imbauan Supiyawan bukan hanya sekadar pesan biasa, melainkan refleksi dari kondisi nyata di masyarakat. Di tengah derasnya arus informasi dan potensi provokasi dari luar daerah, Lampung harus tetap menjadi daerah yang damai, kondusif, dan fokus pada pembangunan.

Masyarakat Lampung diharapkan lebih cerdas, kritis, dan selektif dalam menerima informasi. Persatuan dan kebersamaan harus menjadi pegangan utama agar tidak terjebak dalam konflik yang merugikan. Dengan menjaga suasana damai, Lampung bisa terus melangkah maju menuju kesejahteraan bersama. (Editor: Ahmad)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *