Berita Daerah

Warga Summarecon Bekasi Blokade Akses Masuk Demi Jaga Keamanan

195
×

Warga Summarecon Bekasi Blokade Akses Masuk Demi Jaga Keamanan

Sebarkan artikel ini

Jakarta, SniperNew.id – Hingga menjelang pukul 23.00 WIB, sejumlah warga di kawasan Summarecon, Bekasi, melakukan aksi penjagaan di gerbang pintu masuk lingkungan mereka. Aksi ini didominasi oleh kelompok bapak-bapak yang dengan tegas memblokade akses masuk menggunakan water barrier, Senin (01/09/2025).

Langkah tersebut diambil bukan tanpa alasan. Warga mengaku khawatir adanya potensi perusuh yang bisa mengganggu keamanan dan kenyamanan mereka.

Situasi penjagaan itu menjadi sorotan publik setelah sebuah unggahan di media sosial memperlihatkan bagaimana warga berjaga di sekitar pintu masuk komplek perumahan dengan suasana cukup tegang namun tetap terkendali.

Unggahan yang beredar itu memuat keterangan:/. “Hingga jelang pukul 23:00 malam ini, sejumlah warga di Summarecon, Bekasi yang didominasi oleh bapack-bapack masih bertahan di gerbang pintu masuk. Mereka memblokade akses masuk menggunakan water barrier. Bukan tanpa alasan, para warga khawatir ada perusuh dan mengganggu keamanan warga.”

#JagaBekasi #wargajagawarga #bekasi #beksiaksi

 

Foto yang disertakan dalam unggahan tersebut memperlihatkan kerumunan warga dengan latar sejumlah bendera merah putih yang berjejer di jalan. Sejumlah orang tampak duduk, sementara sebagian lain berdiri, dengan suasana pencahayaan malam hari.

Yang terjadi adalah aksi warga Summarecon, Bekasi, dalam bentuk blokade pintu masuk kawasan perumahan. Mereka menutup akses menggunakan water barrier dan berjaga di lokasi hingga larut malam. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi terhadap kemungkinan masuknya kelompok perusuh atau pihak-pihak yang dianggap dapat mengganggu keamanan lingkungan.

Pihak yang terlibat dalam peristiwa ini adalah warga Summarecon, khususnya para pria dewasa atau bapak-bapak yang secara sukarela menjaga pintu masuk. Mereka bertindak secara swadaya, tanpa keterangan adanya campur tangan langsung dari pihak aparat keamanan dalam unggahan tersebut. Namun, sebagai bagian dari konteks, aparat kepolisian umumnya memiliki peran dalam menjaga ketertiban jika situasi eskalatif.

Aksi blokade berlangsung hingga menjelang pukul 23.00 WIB pada malam hari. Unggahan yang beredar memperkirakan kejadian berlangsung sekitar waktu itu. Situasi malam membuat kewaspadaan warga meningkat, karena potensi gangguan keamanan dianggap lebih rawan terjadi pada jam-jam tersebut.

Peristiwa ini terjadi di gerbang pintu masuk kawasan Summarecon, Bekasi. Kawasan Summarecon dikenal sebagai area perumahan dan komersial dengan tingkat aktivitas tinggi. Lokasi pintu masuk utama menjadi titik strategis yang dijaga ketat oleh warga demi mencegah pihak luar yang berpotensi menimbulkan kericuhan.

Latar belakang aksi ini adalah kekhawatiran warga terhadap potensi perusuh yang bisa masuk ke kawasan perumahan dan mengganggu keamanan. Warga merasa perlu mengambil langkah antisipatif dengan berjaga dan menutup akses masuk. Hal ini mencerminkan tingginya kepedulian warga terhadap keamanan lingkungan mereka, serta adanya solidaritas warga untuk menjaga ketertiban bersama.

Peristiwa berlangsung dengan cara warga berinisiatif mendirikan blokade menggunakan water barrier di pintu masuk kawasan. Mereka kemudian berkumpul di sekitar lokasi, sebagian duduk di jalan dan sebagian lainnya berdiri. Meski suasana terkesan waspada, aksi tersebut tetap berlangsung tertib. Tidak terlihat adanya indikasi anarkis dari warga, melainkan lebih pada tindakan preventif menjaga keamanan.

Sekitar menjelang tengah malam, warga Summarecon mulai berkumpul di pintu masuk utama. Informasi yang beredar menyebutkan, sejak sore hingga malam, keresahan warga meningkat karena adanya kabar mengenai potensi gangguan dari pihak luar. Atas dasar itulah, warga sepakat untuk berjaga secara bergantian.

Dengan menggunakan water barrier, akses jalan ditutup agar kendaraan dari luar tidak bisa leluasa masuk ke kawasan tersebut. Langkah ini sekaligus menjadi simbol bahwa warga bersatu untuk menjaga lingkungan.

Hingga pukul 23.00 WIB, warga masih bertahan di lokasi. Mereka menyalakan penerangan dari lampu jalan serta sorotan lampu kendaraan untuk membantu menjaga situasi. Sementara itu, suasana di sekitar lokasi tampak ramai namun terkendali.

Dalam foto yang beredar, terlihat suasana malam dengan latar lampu jalan dan sejumlah bendera merah putih yang tertancap di sepanjang jalan masuk. Kehadiran bendera ini menambah kesan patriotis sekaligus mempertegas semangat kebersamaan warga dalam menjaga keamanan wilayah.

Sejumlah warga tampak duduk di jalan, sementara lainnya berdiri dengan memperhatikan sekitar. Kendaraan bermotor terlihat diparkir di dekat lokasi, seolah disiapkan untuk mobilitas jika diperlukan.

Unggahan yang menampilkan aksi warga Summarecon ini mendapat perhatian di media sosial. Melalui tanda pagar seperti #JagaBekasi, #wargajagawarga, dan #beksiaksi, netizen memberikan dukungan terhadap langkah warga menjaga keamanan lingkungan.

Beberapa komentar publik menilai bahwa inisiatif warga tersebut adalah bentuk kepedulian dan tanggung jawab bersama. Namun, sebagian pihak juga mengingatkan agar tindakan swadaya masyarakat tetap berkoordinasi dengan aparat keamanan demi menghindari potensi salah paham atau benturan dengan pihak lain.

Aksi blokade yang dilakukan warga Summarecon memperlihatkan adanya rasa solidaritas yang kuat di tengah masyarakat perkotaan. Fenomena ini menunjukkan bahwa ketika rasa aman terancam, masyarakat cenderung bergerak bersama untuk melindungi lingkungan mereka.

Di sisi lain, kondisi ini juga menjadi catatan penting bagi aparat keamanan dan pemerintah daerah. Kehadiran warga di jalan hingga larut malam menunjukkan ada keresahan yang perlu segera direspon dengan solusi jangka panjang, misalnya meningkatkan patroli keamanan, memperkuat koordinasi antara pengelola kawasan dengan aparat, serta memberikan informasi yang transparan kepada masyarakat.

Aksi blokade warga Summarecon Bekasi pada malam hari hingga menjelang pukul 23.00 WIB menjadi bukti nyata kepedulian warga terhadap keamanan lingkungan. Dengan menutup akses masuk menggunakan water barrier, mereka menunjukkan tekad untuk menjaga wilayah dari potensi gangguan pihak luar.

Meski dilakukan dengan suasana tegang, aksi tersebut tetap berlangsung tertib dan kondusif. Dukungan publik melalui media sosial menegaskan bahwa semangat warga jaga warga masih kuat di tengah masyarakat.

Peristiwa ini sekaligus menjadi pengingat bahwa rasa aman adalah kebutuhan bersama, dan penjagaannya memerlukan kerja sama antara warga, aparat keamanan, serta pemerintah daerah. (Ahmad).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *