Jakarta, SniperNew.id – Aksi kejahatan jalanan kembali terjadi di Jakarta Timur. Seorang pengemudi ojek online (ojol) menjadi korban begal pada Sabtu dini hari (13/9) sekitar pukul 02.50 WIB di depan pusat perbelanjaan Tamini Square, Jakarta Timur. Peristiwa ini sontak menambah daftar panjang kasus kriminal jalanan yang meresahkan masyarakat, khususnya para pekerja malam.
Korban yang diketahui sebagai warga Ciracas, Jakarta Timur, sedang melintas seorang diri usai menghabiskan waktu “ngalong” atau bekerja hingga larut malam. Tanpa disangka, ia tiba-tiba dihadang sekelompok orang tak dikenal.
Menurut keterangan yang dihimpun, pelaku berjumlah enam orang dengan menggunakan tiga unit sepeda motor. Mereka langsung menghadang laju kendaraan korban dan menodongkan senjata tajam. Korban dipaksa menyerahkan sepeda motornya yang baru dibelinya setahun lalu.
Peristiwa terjadi saat suasana jalan masih lengang menjelang pagi. Sekitar pukul 02.50 WIB, korban yang hendak pulang usai menarik penumpang melintas di depan Tamini Square, kawasan Cibubur, Jakarta Timur.
Tiba-tiba, dari arah belakang muncul tiga sepeda motor yang ditunggangi enam orang. Mereka langsung memepet motor korban dan menghadangnya di tengah jalan. Tanpa basa-basi, salah satu pelaku mengacungkan senjata tajam jenis celurit ke arah korban.
Menyadari nyawanya terancam, korban memilih tidak melawan. Ia langsung menuruti perintah para pelaku dengan menyerahkan motornya. Beruntung, korban tidak mengalami luka fisik karena tidak sempat melakukan perlawanan. Namun, ia harus rela kehilangan motor yang menjadi sumber utama penghasilannya sebagai pengemudi ojek online.
Korban adalah seorang pria berprofesi sebagai pengemudi ojek online berpelat kuning, warga Ciracas, Jakarta Timur. Identitas lengkap korban memang tidak diungkap demi menjaga privasi dan keselamatan.
Dalam foto yang beredar di media sosial, tampak korban dengan wajah letih dan pakaian ojol berwarna kuning-hijau. Meski selamat secara fisik, ekspresi wajahnya jelas memperlihatkan rasa syok sekaligus kecewa setelah kehilangan motor yang baru satu tahun ia beli dengan jerih payah.
Pelaku diduga merupakan komplotan begal yang sudah berpengalaman. Jumlah mereka enam orang dengan menggunakan tiga motor. Aksi mereka terbilang nekat karena dilakukan di kawasan ramai dan dekat fasilitas umum.
Mereka menggunakan celurit sebagai alat menakut-nakuti korban. Hingga berita ini diturunkan, aparat kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengidentifikasi para pelaku.
Waktu subuh memang kerap dimanfaatkan para pelaku kriminal jalanan untuk beraksi karena kondisi jalan relatif sepi dan minim pengawasan.
Fenomena begal di Jakarta bukanlah hal baru. Beberapa faktor yang menjadi penyebab antara lain: 1. Minimnya patroli keamanan pada jam rawan, terutama dini hari.
2. Kesempatan dan situasi sepi yang dimanfaatkan pelaku untuk melancarkan aksinya.
3. Motif ekonomi di mana motor korban bisa dijual cepat atau dipreteli menjadi spare part.
4. Kurangnya penerangan jalan di sejumlah titik yang membuat lokasi rawan kriminalitas.
Kasus seperti ini seringkali terjadi pada pengemudi ojol, kurir, maupun pekerja malam yang masih beraktivitas hingga larut.
Korban selamat tanpa mengalami luka fisik karena memilih menyerahkan motor daripada melawan. Keputusan tersebut bisa dibilang tepat, karena dalam banyak kasus, korban begal yang melawan seringkali berakhir tragis.
Namun, kerugian material tetap terasa berat. Motor yang baru setahun dibeli dan menjadi sumber mata pencaharian raib dalam sekejap. Kondisi ini tentu menambah beban psikologis korban yang sudah berjuang mencari nafkah di tengah situasi ekonomi yang tidak mudah.
Kabar ini pertama kali menyebar melalui akun media sosial folkcbbr yang melaporkan kronologi singkat kejadian tersebut. Dalam unggahan tersebut, masyarakat pengguna jalan, khususnya para driver ojol, mengungkapkan rasa prihatin sekaligus kekhawatiran mereka.
Banyak yang menyoroti masih maraknya begal di Jakarta, padahal aparat keamanan sudah meningkatkan patroli. Tidak sedikit pula yang mendesak pihak kepolisian segera menangkap para pelaku agar kejadian serupa tidak terulang.
Pihak kepolisian Polres Metro Jakarta Timur hingga kini masih melakukan penyelidikan. Langkah awal yang ditempuh meliputi: Mengumpulkan keterangan korban. Melacak CCTV di sekitar lokasi kejadian. Mengidentifikasi kemungkinan keterlibatan kelompok begal tertentu. Menambah patroli pada jam rawan di jalur rawan begal.
Meski demikian, aparat juga mengimbau masyarakat, khususnya para pekerja malam dan pengemudi ojol, untuk tetap berhati-hati, menghindari jalur sepi, dan sebisa mungkin berkendara berkelompok.
Kasus ini menyoroti betapa rentannya para pekerja transportasi daring menjadi korban kejahatan jalanan. Ojol yang beroperasi hingga larut malam seringkali menjadi sasaran empuk begal karena membawa motor yang relatif baru dan sendirian di jalan.
Data dari berbagai catatan kriminal menunjukkan, kasus pembegalan terhadap ojol terus berulang setiap tahun. Meski beberapa komplotan berhasil ditangkap, selalu ada kelompok baru yang muncul.
Hal ini menunjukkan bahwa persoalan begal bukan sekadar masalah keamanan jalan, tetapi juga persoalan sosial-ekonomi yang lebih kompleks.
Bagi korban, satu-satunya harapan saat ini adalah motor yang raib bisa ditemukan kembali. Namun yang lebih penting, ia dan rekan-rekan ojol lainnya bisa kembali bekerja dengan rasa aman tanpa dihantui ketakutan dibegal.
Masyarakat pun berharap agar aparat tidak hanya menindak setelah kejadian, tetapi juga lebih aktif melakukan pencegahan. Keberadaan pos keamanan, patroli rutin, hingga kamera pengawas yang memadai sangat dibutuhkan di kawasan rawan.
Peristiwa begal yang menimpa pengemudi ojol di depan Tamini Square ini kembali menjadi alarm betapa seriusnya masalah keamanan jalan di Jakarta. Dengan korban yang selamat namun kehilangan sumber nafkah, kasus ini menjadi pengingat bahwa keselamatan di jalan bukan hanya tanggung jawab individu, melainkan juga tugas bersama aparat, pemerintah, dan masyarakat.
Selama masalah sosial-ekonomi tidak terselesaikan dan sistem keamanan belum maksimal, para pengemudi ojol dan pekerja malam akan terus berada di posisi rawan. Harapan terbesar tentu agar kasus ini segera terungkap dan pelaku ditangkap, sehingga jalanan kembali aman untuk semua. (Abd/abd).