Berita Peristiwa

Karyawan di Jinan Tiongkok Tuntut Gaji dengan Aksi Nekat

321
×

Karyawan di Jinan Tiongkok Tuntut Gaji dengan Aksi Nekat

Sebarkan artikel ini

Jinan, SniperNew.id – Fenomena penunggakan gaji karyawan di Tiongkok kembali mencuri perhatian publik setelah beredar sebuah video dari Kota Jinan, Provinsi Shandong, pada 17 September 2025. Dalam rekaman yang diunggah akun media whats.in.china di platform sosial Threads, terlihat sekelompok pekerja konstruksi melakukan aksi nekat dan agresif untuk menuntut pembayaran upah mereka yang belum dibayarkan, Sabtu (27/09).

Video berdurasi singkat itu menampilkan seorang pekerja berhelm kuning dan rompi keselamatan yang sedang menarik tali besar untuk merusak dinding kaca sebuah gedung. Kaca tampak pecah dan retak akibat aksi tersebut, sementara pekerja lain terlihat membantu dari sisi berbeda. Aksi ini diyakini dilakukan sebagai bentuk protes atas gaji yang tertunggak.

Unggahan tersebut disertai narasi. “Dengan semakin mewabahnya penunggakan gaji oleh berbagai perusahaan di Tiongkok, para karyawan juga mengambil langkah yang semakin nekat dan agresif untuk menagihnya.”

Lokasi kejadian dipastikan berada di Kota Jinan, Provinsi Shandong, dengan waktu kejadian 17 September 2025.

Kejadian ini merupakan bentuk aksi protes karyawan di sektor konstruksi terhadap perusahaan yang menunggak gaji. Mereka tidak hanya mengajukan tuntutan secara lisan, tetapi memilih cara ekstrem, yakni merusak fasilitas gedung tempat mereka bekerja. Tindakan ini dipandang sebagai upaya terakhir setelah berbagai cara yang lebih halus tidak membuahkan hasil.

Aksi tersebut menegaskan bahwa masalah keterlambatan pembayaran gaji di Tiongkok semakin serius, terutama di sektor konstruksi dan proyek-proyek swasta. Fenomena ini menimbulkan keprihatinan luas, baik dari masyarakat setempat maupun warganet internasional.

Pelaku aksi adalah para pekerja konstruksi yang beroperasi di Kota Jinan. Mereka mengenakan perlengkapan standar keselamatan kerja, seperti helm, sarung tangan, dan rompi reflektif.

Pihak yang dituntut adalah perusahaan konstruksi yang mempekerjakan mereka. Namun, dalam video maupun keterangan unggahan tidak disebutkan secara jelas nama perusahaan tersebut.

Publik yang menonton video ini juga turut memberikan reaksi keras. Beberapa komentar warganet Indonesia yang dikutip dari unggahan Threads antara lain:

“Tidak berprikemanusiaan kerja di konstruksi bangunan paling berat, gaji kecil tapi tidak dibayar.” – akun indonesia_negeriku_tercinta.

“Nah, harus gini … ada waktu dan lokasi, biar lebih meyakinkan.” – akun mrsetyadji.

“Tukang-tukang panutan kita semua.” – akun tomo.christo.

“Negara besar saja tumbang apa kabar Indonesia?” – akun wahyuniiiiandress.

Reaksi ini menunjukkan empati lintas negara terhadap nasib para pekerja yang mengalami ketidakadilan.

Aksi ini terjadi pada Rabu, 17 September 2025, dan rekamannya langsung viral hanya dalam hitungan jam. Hingga kini, unggahan tersebut telah ditonton lebih dari 20.000 kali di platform Threads.

Lokasi aksi berada di Kota Jinan, ibu kota Provinsi Shandong, Tiongkok. Kota ini dikenal sebagai salah satu pusat industri dan pembangunan, dengan banyak proyek konstruksi berskala besar. Namun, kondisi ekonomi yang melambat dalam beberapa tahun terakhir membuat banyak perusahaan kesulitan menjaga likuiditas, termasuk dalam membayar gaji karyawan tepat waktu.

Penyebab utama aksi ini adalah penunggakan gaji. Fenomena keterlambatan pembayaran upah di Tiongkok bukan hal baru. Beberapa laporan media internasional menyebutkan bahwa krisis keuangan yang melanda sektor properti dan konstruksi di negara tersebut membuat banyak perusahaan gagal memenuhi kewajiban terhadap para pekerjanya.

Dalam kasus ini, para pekerja merasa hak mereka tidak dihargai, padahal mereka sudah mengerahkan tenaga dalam pekerjaan fisik yang berat. Frustrasi yang menumpuk membuat mereka mengambil tindakan agresif sebagai bentuk desakan agar perusahaan segera membayar gaji.

Aksi terjadi dengan cara pekerja konstruksi menghancurkan dinding kaca gedung menggunakan tali dan peralatan sederhana. Mereka tampak bekerja sama untuk merusak fasilitas sebagai simbol perlawanan.

Rekaman itu menjadi bukti nyata bahwa karyawan tidak lagi hanya menuntut lewat jalur hukum atau mediasi, melainkan langsung mengambil langkah frontal di lapangan. Kejadian ini menandai eskalasi konflik antara pekerja dan perusahaan di tengah memburuknya kondisi ekonomi.

China sedang menghadapi tekanan ekonomi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Sektor properti, yang selama ini menjadi motor pertumbuhan, mengalami perlambatan tajam akibat utang besar perusahaan pengembang. Dampaknya terasa hingga ke pekerja konstruksi, yang kini menjadi korban penunggakan gaji.

Respon warganet di unggahan Threads menunjukkan solidaritas dan keprihatinan. Banyak yang menyoroti kerasnya kondisi kerja di konstruksi, ditambah ironi gaji kecil yang tidak dibayar. Sebagian juga menyebut bahwa jika negara besar seperti Tiongkok bisa menghadapi masalah ini, maka negara lain termasuk Indonesia perlu lebih waspada.

Jika tren penunggakan gaji terus berlanjut, dikhawatirkan akan memicu lebih banyak aksi serupa di berbagai kota di Tiongkok. Hal ini bisa berdampak pada stabilitas sosial dan memperburuk citra perusahaan konstruksi di mata masyarakat.

Kejadian di Jinan, Shandong, pada 17 September 2025 menjadi potret nyata bagaimana penunggakan gaji dapat memicu kemarahan pekerja hingga memilih jalan nekat. Video yang viral itu bukan sekadar tontonan, melainkan cerminan krisis yang lebih luas dalam dunia kerja, khususnya di sektor konstruksi.

Karyawan yang haknya diabaikan merasa perlu mengambil langkah ekstrem agar suara mereka didengar. Fenomena ini menjadi alarm keras bagi perusahaan, pemerintah, dan masyarakat internasional untuk menaruh perhatian lebih pada perlindungan hak-hak pekerja. (and)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *