Jakarta, SniperNew.id – Kesehatan anak, khususnya bayi, selalu menjadi perhatian utama bagi para orang tua. Salah satu masalah yang sering muncul pada bayi baru lahir adalah bentuk kepala yang tidak simetris atau biasa disebut peyang. Kondisi ini memang cukup umum terjadi, karena pada masa awal kehidupan, tulang kepala bayi masih lunak sehingga mudah berubah bentuk akibat posisi tidur maupun kebiasaan perawatan, Minggu (31/08/2025).
Baru-baru ini, seorang tenaga kesehatan, dr. Indra Tarigan, membagikan edukasi menarik terkait cara mencegah dan mengatasi kepala bayi peyang melalui unggahannya di media sosial Threads. Konten edukasi tersebut menjadi sorotan karena disampaikan dengan bahasa sederhana, praktis, dan bisa langsung diterapkan oleh para orang tua.
Dalam unggahannya, dr. Indra menekankan bahwa kepala bayi yang masih lunak memang berpotensi berubah bentuk. Namun, kondisi ini bukanlah sesuatu yang permanen. Dengan perawatan yang tepat dan dilakukan secara rutin, kepala bayi bisa kembali bulat dan simetris.
Berikut poin-poin penting yang disampaikan dr. Indra Tarigan dalam unggahan edukasi kesehatannya:
1. Rutin ubah posisi tidur bayi
Bayi sebaiknya tidak selalu tidur pada satu sisi saja. Orang tua dianjurkan untuk sesekali mengubah posisi tidur bayi agar tekanan pada kepala tidak hanya bertumpu di satu titik.
2. Lebih sering menengkurapkan bayi (tummy time)
Aktivitas tummy time bukan hanya bermanfaat untuk mencegah peyang, tetapi juga melatih kekuatan otot leher, bahu, dan motorik bayi.
3. Gendong bayi bergantian sisi kiri–kanan. Membiasakan menggendong bayi dari sisi yang berbeda akan mengurangi tekanan pada bagian kepala tertentu, sehingga bentuk kepala bayi lebih proporsional.
Menurut dr. Indra, langkah sederhana ini sangat efektif apabila dilakukan secara konsisten. Ia menekankan bahwa perawatan bayi tidak selalu harus mahal atau rumit, cukup dengan perhatian ekstra dari orang tua dalam aktivitas sehari-hari. “Dengan perawatan sederhana dan rutin, kepala bayi bisa kembali bulat,” tulis dr. Indra dalam unggahannya.
Dalam unggahannya, dr. Indra Tarigan juga menegaskan bahwa setiap konten video atau foto yang dibagikan untuk tujuan edukasi telah melalui persetujuan pasien dan keluarganya. Hal ini menunjukkan profesionalisme sekaligus kepatuhan terhadap etika medis dan privasi pasien.
“ Video dibuat dan diunggah dengan persetujuan pasien & keluarga untuk edukasi. Pengikut bantu share ya 👏,” tulisnya.
Sikap tersebut tentu patut diapresiasi, karena tidak semua tenaga kesehatan mau menyisihkan waktu untuk memberikan edukasi publik secara gratis di media sosial, apalagi dengan tetap menjaga etika profesi.
dr. Indra Tarigan dikenal sebagai dokter yang aktif berbagi informasi kesehatan, khususnya mengenai anak dan keluarga. Gaya komunikasinya sederhana, ramah, dan mudah dipahami oleh masyarakat awam.
Hal ini penting karena banyak orang tua, terutama yang baru memiliki anak pertama, sering kali kebingungan menghadapi kondisi tertentu. Informasi di internet pun tidak selalu dapat dipercaya. Kehadiran tenaga kesehatan yang mau hadir langsung di ruang digital untuk memberikan edukasi terpercaya menjadi sesuatu yang sangat berharga.
Konten edukasi dr. Indra juga dilengkapi dengan tagar yang relevan, seperti:
#KepalaBayi
#EdukasiIbu
#KesehatanAnak
Penggunaan tagar ini bukan sekadar formalitas, melainkan memudahkan para orang tua lain menemukan informasi kesehatan serupa.
Masalah kepala bayi peyang sering kali membuat orang tua cemas. Padahal, menurut para ahli kesehatan anak, kondisi ini biasanya tidak berbahaya dan dapat diperbaiki dengan langkah sederhana.
Kepala peyang umumnya terjadi karena bayi sering tidur dalam posisi telentang dengan arah kepala yang sama. Hal ini membuat salah satu sisi kepala lebih sering mendapat tekanan.
Dengan edukasi yang jelas dan praktis, orang tua bisa mengetahui bahwa:
Kepala peyang bukan cacat permanen.
Penanganan dini bisa membuat bentuk kepala bayi kembali normal.
Tidak perlu langsung panik atau terburu-buru membeli alat mahal, cukup melakukan perawatan sederhana di rumah.
Edukasi seperti ini juga membantu mencegah praktik salah kaprah di masyarakat, misalnya penggunaan bantal khusus yang belum tentu aman untuk bayi.
Unggahan dr. Indra Tarigan mendapat respons positif dari para orang tua yang merasa terbantu dengan tips sederhana tersebut. Banyak warganet yang mengaku baru mengetahui pentingnya mengubah posisi tidur bayi dan memberikan waktu tengkurap sejak dini.
“Terima kasih dok, informasi ini sangat membantu sekali,” tulis salah satu komentar warganet.
Ada pula yang membagikan pengalaman pribadi, bahwa setelah rutin melakukan tummy time, bentuk kepala anak mereka menjadi lebih bulat.
Hal ini menunjukkan bahwa edukasi kesehatan sederhana, jika dikemas dengan baik dan disampaikan lewat platform digital yang tepat, dapat memberikan dampak positif bagi banyak orang.
Selain memberi edukasi, dr. Indra juga menunjukkan keteladanan dalam pelayanan kesehatan. Ia tidak hanya fokus pada tindakan medis di ruang praktik, tetapi juga peduli menyebarkan informasi yang bermanfaat untuk pencegahan.
Sikap ini sejalan dengan semangat pelayanan kesehatan promotif dan preventif yang kini terus digencarkan oleh pemerintah. Artinya, tenaga kesehatan tidak hanya berperan saat pasien sakit, tetapi juga aktif mencegah masyarakat jatuh sakit.
Upaya edukasi publik yang dilakukan dr. Indra bisa menjadi inspirasi bagi tenaga medis lainnya. Dengan perkembangan teknologi dan media sosial, dokter kini memiliki ruang lebih luas untuk menjangkau masyarakat dan menyampaikan pesan kesehatan.
Masalah kepala bayi peyang sering kali menjadi kekhawatiran orang tua, namun dengan langkah sederhana seperti rutin mengubah posisi tidur, memberikan waktu tengkurap, dan menggendong bergantian sisi, kondisi ini bisa dicegah maupun diperbaiki.
Edukasi dari dr. Indra Tarigan bukan hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga menegaskan pentingnya pelayanan kesehatan yang humanis, etis, dan dekat dengan masyarakat.
Sosok dokter yang mau meluangkan waktu untuk berbagi ilmu di media sosial patut diteladani. Dengan demikian, semakin banyak orang tua yang terbantu dalam merawat buah hatinya dengan cara yang benar, aman, dan sesuai ilmu medis. (Ahmad)