Jakarta, SniperNew.id – Peristiwa dugaan penipuan dengan modus hipnotis terjadi di kawasan Pulogebang, Jakarta Timur, pada Senin (22/9/2025) sekitar pukul 13.00 WIB. Kejadian tersebut dialami seorang pria paruh baya yang tengah mempersiapkan warung makannya untuk berjualan.
Menurut penuturan keluarga korban yang membagikan pengalaman ini di media sosial, peristiwa berawal saat seorang laki-laki berusia sekitar 50-an tahun melintas di depan warung. Pria itu membawa dua jeriken putih dan terlihat kebingungan sambil bolak-balik di sekitar lokasi.
Melihat gerak-geriknya, korban mencoba menegur dan menanyakan keperluan pria tersebut. Pria itu menjawab bahwa dirinya hendak membeli solar. Karena merasa iba, korban akhirnya menawarkan bantuan.
Karena jarak pom bensin cukup jauh untuk ditempuh dengan berjalan kaki, korban kemudian mengajak pria itu untuk diantar menggunakan motor. Setibanya di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), korban sekalian mengisi bensin, sementara pria tersebut bersiap membeli solar.
Namun, belum sempat mengisi, pria itu kembali menghampiri korban dengan alasan bahwa solar tidak bisa dimasukkan ke dalam jeriken putih. Menurutnya, jeriken yang dipakai harus berwarna biru. Ia pun menyampaikan ingin mengambil jeriken biru yang katanya ada di tempat lain, sekaligus meminjam motor korban untuk mengambilnya.
Anehnya, tanpa berpikir panjang, korban yang sejatinya tidak mengenal pria itu langsung memberikan motornya begitu saja. Diduga, korban berada dalam kondisi tidak sepenuhnya sadar atau telah dipengaruhi sugesti hipnotis. Setelah pria tersebut membawa motor pergi, korban baru tersadar bahwa dirinya telah menjadi korban modus penipuan.
Keluarga korban menjelaskan, kejadian ini menimbulkan trauma tersendiri. Korban merasa aneh karena bisa begitu saja menyerahkan motornya kepada orang asing. Ia menduga kuat bahwa dirinya telah menjadi sasaran hipnotis dengan skenario penipuan yang rapi.
Unggahan pengalaman korban langsung viral di media sosial dan menuai beragam komentar dari warganet. Beberapa di antaranya bahkan mengaku pernah mengalami kejadian serupa dengan modus yang berbeda.
Seorang pengguna menulis, suaminya juga pernah ditipu dengan cara yang mirip, hanya saja modusnya diarahkan ke apotek dan minimarket. Akibat kejadian itu, sang suami kini enggan berhenti membantu orang yang terlihat butuh pertolongan di jalan karena takut menjadi korban penipuan lagi.
Pengguna lain menuturkan pengalaman pribadinya, di mana motor yang mogok di pinggir jalan tidak segera dibantu oleh orang sekitar. Ia menduga hal ini karena masyarakat sudah terlanjur curiga akibat maraknya penipuan dengan modus serupa.
Ada pula warga Karawang yang membagikan kisah senada. Menurutnya, modus ini juga pernah terjadi di wilayah Rengasdengklok. Seorang pria berpura-pura menjadi pekerja bangunan, lalu meminta warga mengantarnya ke pom bensin. Dengan alasan serupa, pelaku meminjam motor korban, kemudian melarikan diri.
Tak hanya itu, seorang warganet lain mengisahkan pengalaman sepupunya yang juga menjadi korban. Modusnya, pelaku meminta diantar untuk menemui temannya, namun di perjalanan korban dihipnotis. Setelah dilaporkan ke pihak berwajib, ternyata sudah ada sejumlah korban lain dengan ciri-ciri pelaku yang sama. Bahkan, motor hasil curian diketahui kembali digunakan untuk melakukan kejahatan serupa.
Kasus dugaan penipuan dengan modus hipnotis yang membuat korban menyerahkan motor kepada pelaku tidak dikenal.
Korban adalah seorang pemilik warung makan di Pulogebang, Jakarta Timur. Pelaku diduga seorang pria paruh baya berusia sekitar 50 tahun, yang berpura-pura sedang mencari solar menggunakan jeriken.
Peristiwa terjadi pada Senin, 22 September 2025, sekitar pukul 13.00 WIB.
Kejadian berlangsung di sekitar warung makan korban di kawasan Pulogebang, Jakarta Timur, dan berlanjut hingga ke sebuah SPBU.
Diduga korban terkena hipnotis yang membuatnya tidak bisa berpikir jernih dan akhirnya menyerahkan motor begitu saja kepada orang asing. Pelaku memanfaatkan empati korban untuk melancarkan aksinya.
Pelaku mendekati korban dengan berpura-pura bingung mencari solar, kemudian meminta diantar ke pom bensin. Saat tiba di SPBU, pelaku beralasan harus menggunakan jeriken biru, lalu meminjam motor korban dengan dalih mengambil jeriken tersebut. Setelah motor dibawa, pelaku tidak pernah kembali.
Peristiwa ini menjadi peringatan bagi masyarakat agar lebih berhati-hati saat memberikan bantuan kepada orang asing. Kepedulian sosial memang penting, namun harus diimbangi dengan kewaspadaan terhadap potensi kejahatan.
Kasus ini juga menunjukkan bahwa pelaku kejahatan kerap memanfaatkan rasa iba masyarakat untuk melancarkan aksinya. Oleh sebab itu, masyarakat diimbau agar tidak mudah percaya, terutama ketika diminta menyerahkan barang berharga atau kendaraan pribadi.
Para warganet yang menanggapi unggahan ini juga saling memberi masukan. Beberapa di antaranya menyarankan agar:
1. Jangan mudah meminjamkan kendaraan kepada orang yang tidak dikenal, apalagi tanpa identitas jelas.
2. Laporkan ke pihak berwajib jika menemukan orang dengan gerak-gerik mencurigakan.
3. Gunakan kewaspadaan ekstra saat ada orang asing meminta bantuan di jalan, terutama di area sepi.
4. Tingkatkan kesadaran bersama agar masyarakat tetap peduli menolong sesama, tetapi dengan cara yang aman.
Kasus dugaan hipnotis di Pulogebang, Jakarta Timur, ini menambah daftar panjang kejahatan dengan modus serupa di berbagai daerah. Masyarakat diminta waspada dan tidak gegabah memberikan bantuan kepada orang asing tanpa memastikan kejelasan situasi.
Meski penting menjaga kepedulian sosial, keselamatan pribadi dan harta benda tetap harus diutamakan. Kejadian ini diharapkan menjadi pelajaran agar masyarakat lebih bijak, waspada, dan tetap berhati-hati di manapun berada. (abd/Ahm).