Jakarta, SniperNew.id – Sebuah unggahan di media sosial Threads yang dibagikan oleh akun @info_warganet.id menjadi sorotan dan viral di berbagai platform, setelah menampilkan momen haru antara seorang ayah yang bekerja sebagai badut dan anaknya yang baru saja diwisuda, Minggu (05/10).
Kisah ini menyentuh hati banyak netizen karena menggambarkan ketulusan dan kebanggaan seorang ayah yang sederhana namun penuh cinta kepada anaknya, meskipun harus tampil dengan pakaian badut di tengah acara formal wisuda.
Unggahan tersebut menampilkan sebuah kutipan dari akun bernama alda.kapia, yang menceritakan pengalaman pribadi penuh emosi saat ayahnya datang menghadiri acara kelulusan dengan mengenakan kostum badut—pakaian kerja yang biasa ia kenakan untuk mencari nafkah.
Dalam unggahan yang disertai foto tersebut, tertulis. alda.kapia. “Sa sudah biasa lihat sa papa pakai baju badut.
Karena menjadi badut, itu sa papa punya pekerjaan. Tapi hari ini, sa pu air mata jatuh pas lihat sa papa muncul, disaat orang tua lainnya datang menggunakan baju yang rapi dengan kemeja ataupun jas, sa punya papa justru datang dengan baju badut itu ke sa punya acara wisuda.
Terimakasih papa, semua aku papa rayakan 🤍”
Unggahan tersebut juga menampilkan foto yang memperlihatkan seorang pria mengenakan kostum badut berwarna biru dengan riasan wajah khas badut dan pola emotikon tersenyum di bajunya. Di hadapannya berdiri seorang anak dengan toga wisuda berwarna biru dan kuning, yang tampak terharu hingga meneteskan air mata.
Sang ayah menyentuh wajah anaknya dengan lembut, sementara ekspresi keduanya menunjukkan campuran kebanggaan dan rasa haru yang dalam.
Peristiwa ini adalah momen seorang ayah datang ke acara wisuda anaknya dengan mengenakan kostum badut, yang merupakan pakaian kerjanya sehari-hari. Meski berbeda dari tamu undangan lain yang berpakaian formal, kehadiran sang ayah menjadi simbol cinta dan pengorbanan.
Unggahan tersebut tidak hanya menunjukkan rasa bangga sang anak terhadap ayahnya, tetapi juga menggambarkan pesan moral bahwa pekerjaan bukanlah ukuran kehormatan, melainkan ketulusan dan perjuangan di baliknya.
Kisah ini diunggah oleh pengguna Threads bernama alda.kapia, yang menceritakan pengalaman pribadi bersama ayahnya.
Sang ayah disebut bekerja sebagai badut hiburan, profesi yang identik dengan menghibur anak-anak di acara ulang tahun, karnaval, atau kegiatan publik lainnya. Meski sederhana, pekerjaan itu menjadi sumber penghidupan utama keluarga mereka.
Tidak dijelaskan secara rinci identitas lengkap sang ayah maupun tempat kejadian, namun berdasarkan bahasa dan konteks unggahan (“sa”, “sa pu”), kuat dugaan bahwa penulis berasal dari wilayah Indonesia Timur, seperti Maluku atau Papua, di mana kosakata “sa” berarti “saya”.
Unggahan tersebut dipublikasikan sekitar dua jam sebelum tangkapan layar diambil, sesuai keterangan waktu pada postingan Threads oleh akun @info_warganet.id.
Walaupun waktu pastinya tidak disebutkan secara eksplisit, konteks acara menunjukkan bahwa kejadian tersebut berlangsung pada hari wisuda anak alda.kapia, kemungkinan di salah satu sekolah atau kampus di Indonesia.
Momen tersebut diabadikan oleh seseorang yang hadir di lokasi dan kemudian beredar luas di media sosial, menjadi bahan perbincangan hangat di berbagai platform daring.
Tempat kejadian tidak disebutkan secara spesifik, namun berdasarkan latar foto dan gaya bahasa yang digunakan, diduga kuat berlangsung di salah satu wilayah Indonesia bagian timur.
Dalam foto terlihat suasana gedung serbaguna atau aula sekolah, dengan dekorasi sederhana khas acara wisuda pendidikan menengah atau perguruan tinggi daerah.
Kisah ini menyentuh publik karena menghadirkan realitas yang jarang terlihat di tengah budaya seremonial yang sering menuntut kesempurnaan penampilan.
Biasanya, orang tua akan mengenakan pakaian formal seperti kemeja, jas, atau kebaya ketika menghadiri wisuda anaknya. Namun, sang ayah dalam kisah ini tetap datang dengan kostum kerjanya sebagai badut.
Tindakan itu bukan karena tidak mampu berpakaian rapi, melainkan bentuk kejujuran dan kebanggaan terhadap profesinya. Ia tidak merasa malu dengan pekerjaannya, bahkan menjadikannya sebagai simbol kasih sayang di hari paling berharga bagi anaknya.
Bagi banyak netizen, momen ini menggambarkan makna sejati perjuangan orang tua — bahwa cinta dan kebahagiaan anak adalah puncak kebanggaan, jauh melampaui penampilan atau status sosial.
Dari narasi alda.kapia, diketahui bahwa sang ayah tiba-tiba muncul di acara wisuda dengan kostum badut.
Pada saat itu, para orang tua lain hadir dengan pakaian rapi dan elegan. Namun ketika sang ayah muncul dengan pakaian berwarna-warni dan wajah yang dirias khas badut, suasana menjadi haru.
Alda mengaku tidak mampu menahan air mata ketika melihat ayahnya berdiri di tengah kerumunan dengan kostum yang sama seperti saat bekerja.
Bagi sang anak, kehadiran ayahnya bukanlah hal yang memalukan, melainkan simbol kerja keras dan cinta tulus. Dalam unggahannya, alda.kapia menulis kalimat penuh makna. “Terimakasih papa, semua aku papa rayakan.”
Kalimat itu menggambarkan bahwa keberhasilan sang anak adalah hasil dari perjuangan sang ayah, dan setiap langkah kecil menuju sukses merupakan perayaan bagi keduanya.
Unggahan tersebut langsung viral dan menuai ribuan tanggapan positif. Banyak pengguna media sosial mengaku terharu dan meneteskan air mata membaca kisah itu.
Beberapa komentar yang beredar menulis pesan seperti: “Profesi apapun, kalau dilakukan dengan cinta, hasilnya pasti membanggakan.”
“Papa yang luar biasa. Terima kasih sudah mengajarkan kami arti kerja keras dan cinta sejati.”
“Anak yang hebat lahir dari orang tua yang tidak malu berjuang demi keluarganya.”
Tak sedikit pula warganet yang mengaku teringat perjuangan orang tua mereka sendiri. Kisah ini menjadi pengingat bahwa cinta orang tua tidak selalu dibungkus dalam kemewahan, melainkan dalam kerja keras dan ketulusan yang sederhana.
Kisah ini bukan sekadar cerita viral, tetapi mengandung pesan sosial yang kuat tentang kesetaraan dan penghargaan terhadap semua jenis pekerjaan.
Dalam masyarakat yang sering menilai seseorang dari penampilan atau status sosial, kisah ayah badut dan anaknya menjadi tamparan lembut bahwa kehormatan sejati datang dari ketulusan dan kejujuran dalam mencari nafkah.
Bagi banyak pembaca, momen tersebut juga menggambarkan makna “wisuda” yang sesungguhnya: bukan hanya kelulusan akademik, tetapi juga kelulusan dari perjuangan hidup dan pembuktian cinta tanpa syarat.
Kisah alda.kapia dan sang ayah badut menjadi bukti nyata bahwa kasih sayang orang tua tidak mengenal batas profesi, pakaian, atau status sosial.
Di tengah kemeriahan acara wisuda, hadir sosok sederhana dengan wajah badut namun hati penuh cinta—membuat semua mata menitikkan air haru.
Unggahan ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa setiap pekerjaan adalah mulia selama dijalani dengan niat baik dan ketulusan untuk membahagiakan keluarga.
Dan bagi seorang anak, tidak ada kebanggaan yang lebih besar daripada memiliki ayah yang berjuang dengan sepenuh hati, meski dalam balutan kostum badut sekalipun. “Terima kasih, papa. Semua aku papa rayakan.”
Sumber: Akun Threads @info_warganet.id – unggahan dua jam lalu menampilkan kisah dari alda.kapia disertai foto momen haru seorang ayah berbaju badut menghadiri wisuda anaknya.












