Berita Peristiwa

Drainase Buruk Picu Banjir di Lembang, Warga Desak Pemerintah Segera Bertindak

213
×

Drainase Buruk Picu Banjir di Lembang, Warga Desak Pemerintah Segera Bertindak

Sebarkan artikel ini

Lembang, SniperNew.d – Hujan deras yang mengguyur wilayah Lembang pada Minggu, 5 Oktober 2025, kembali menyebabkan banjir di sejumlah titik, termasuk di kawasan Jl. Raya Tangkuban Parahu, Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Peristiwa tersebut pertama kali dilaporkan melalui unggahan akun media sosial @info.cigadung di platform Threads, yang menampilkan video banjir melanda halaman rumah warga dengan arus air yang cukup deras.

Dalam unggahan tersebut, admin akun menuliskan. “Telah terjadi banjir akibat hujan yang cukup deras di Jl. Raya Tangkuban Parahu, Cibogo, Kec. Lembang, Kab. Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu 5 Oktober 2025. Kini apabila hujan Lembang selalu banjir akibat drainase yang sangat buruk. Mohon kepada pemerintah setempat agar segera memecahkan permasalahan banjir di Lembang.”

(Sumber: infobdgbaratcimahi)

Unggahan ini juga menyertakan video berdurasi singkat yang memperlihatkan air meluap hingga menutupi sebagian halaman rumah warga. Dalam rekaman tersebut, tampak beberapa tanaman di halaman ikut terendam air, dan arus cukup deras mengalir menuju jalan utama. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa volume air hujan tidak tertampung oleh sistem drainase yang ada, sehingga menyebabkan genangan tinggi.

Berdasarkan pantauan dan informasi yang dihimpun dari warga sekitar, hujan deras mengguyur kawasan Lembang sejak pukul 14.00 WIB hingga menjelang malam. Curah hujan yang tinggi membuat sejumlah saluran air di sepanjang Jl. Raya Tangkuban Parahu meluap. Dalam waktu singkat, air memasuki halaman rumah dan pertokoan di sekitar kawasan Cibogo.

Seorang warga sekitar, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan bahwa banjir seperti ini bukan kali pertama terjadi. “Kalau hujan agak lama, pasti banjir. Air dari jalan besar langsung masuk ke rumah-rumah karena saluran airnya kecil dan tersumbat,” ujarnya kepada wartawan.

Menurut keterangan warga lainnya, banjir di lokasi tersebut biasanya surut dalam waktu dua hingga tiga jam, namun kerap meninggalkan lumpur dan sampah di halaman rumah. Kondisi ini tentu menimbulkan kerugian material dan gangguan aktivitas warga.

Jl. Raya Tangkuban Parahu merupakan jalur utama yang menghubungkan Lembang dengan kawasan wisata Gunung Tangkuban Parahu serta arah ke Subang. Lokasi ini memiliki kontur jalan menurun dan diapit oleh pemukiman serta area wisata kuliner, sehingga air hujan yang mengalir dari wilayah lebih tinggi mudah tertumpuk di area bawah tanpa saluran pembuangan yang memadai.

Akibat peristiwa ini, aktivitas lalu lintas di sekitar lokasi sempat tersendat. Beberapa pengendara motor terpaksa menepi dan menunggu air sedikit surut. Warga setempat juga terlihat berusaha membersihkan saluran air yang tersumbat menggunakan alat seadanya.

Banjir ini menjadi perhatian serius masyarakat Lembang, terutama karena peristiwa serupa sudah sering terjadi setiap kali hujan deras turun. Selain menghambat aktivitas, banjir juga menimbulkan kekhawatiran terkait sanitasi dan potensi penyakit akibat genangan air.

Berdasarkan pengamatan di lapangan dan informasi dari akun komunitas lokal, penyebab utama banjir di Lembang adalah buruknya sistem drainase di kawasan tersebut. Banyak saluran air yang sudah tidak berfungsi optimal akibat tertutup sedimentasi, sampah, serta bangunan yang menutupi aliran air.

Selain itu, pesatnya pembangunan di kawasan wisata Lembang tanpa diimbangi dengan perencanaan tata ruang yang baik juga memperparah kondisi ini. Minimnya daerah resapan air dan meningkatnya permukaan yang tertutup aspal atau beton membuat air hujan tidak bisa terserap ke tanah dengan cepat.

Sejumlah warga menyebut bahwa drainase di sepanjang jalan utama Tangkuban Parahu sudah lama tidak dilakukan perbaikan maupun pembersihan secara menyeluruh oleh pihak terkait. Padahal, kawasan tersebut termasuk jalur wisata dengan arus kendaraan yang padat, terutama di akhir pekan.

Melalui unggahan di Threads tersebut, admin @info.cigadung menyampaikan harapan warga agar pemerintah daerah segera turun tangan. “Mohon kepada pemerintah setempat agar segera memecahkan permasalahan banjir di Lembang,” tulisnya.

Warga berharap adanya perbaikan sistem drainase secara menyeluruh dan berkala. Mereka juga meminta agar ada upaya nyata dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bandung Barat dalam menata saluran air di kawasan padat aktivitas seperti Cibogo dan sekitarnya.

Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan juga diharapkan menjadi bagian dari solusi. Sampah rumah tangga yang sering menumpuk di tepi jalan dan got terbuka disebut menjadi salah satu faktor penyumbatan aliran air.

“Kalau saluran airnya bersih dan terawat, banjir bisa dicegah. Tapi kalau warga dan pemerintah tidak kerja sama, setiap hujan pasti akan seperti ini terus,” ujar salah satu warga yang rumahnya terendam.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari Pemerintah Kabupaten Bandung Barat mengenai penanganan banjir di kawasan Lembang. Namun, berdasarkan informasi dari berbagai sumber lokal, tim kebersihan dari kecamatan telah dikerahkan untuk melakukan pembersihan sementara di beberapa titik drainase yang tersumbat.

Beberapa petugas juga terlihat membantu mengalirkan air dari permukaan jalan agar kendaraan dapat melintas kembali dengan aman. Masyarakat berharap langkah sementara tersebut bisa diikuti dengan solusi jangka panjang seperti pelebaran saluran air, pembangunan gorong-gorong baru, dan normalisasi sungai kecil di sekitar Lembang.

Pemerhati lingkungan dari Bandung Barat, Deni Wibisana, menilai bahwa banjir di kawasan wisata seperti Lembang menunjukkan lemahnya manajemen tata ruang kota. “Lembang berkembang pesat secara ekonomi, tapi tidak dibarengi dengan infrastruktur lingkungan yang memadai. Akibatnya, setiap musim hujan selalu banjir,” ungkapnya.

Unggahan @info.cigadung di Threads mendapat banyak perhatian dari warganet. Banyak pengguna lain yang membagikan pengalaman serupa, mengeluhkan kondisi drainase di wilayah Lembang dan sekitarnya. Beberapa komentar bahkan menyertakan foto tambahan dari lokasi berbeda yang juga terendam air.

Sejumlah pengguna menyebut bahwa kawasan lain seperti Kayuambon, Panorama, dan Pasar Lembang juga mengalami genangan serupa. Hal ini memperkuat dugaan bahwa persoalan drainase tidak hanya terjadi di satu titik, melainkan sudah menjadi masalah struktural di wilayah Lembang.

Unggahan tersebut menjadi bentuk aspirasi digital masyarakat yang berharap agar pemerintah daerah segera mengambil langkah nyata, bukan hanya sekadar penanganan sesaat.

Peristiwa banjir yang melanda Jl. Raya Tangkuban Parahu, Cibogo, Lembang, Kabupaten Bandung Barat pada Minggu, 5 Oktober 2025, kembali membuka mata banyak pihak tentang buruknya kondisi drainase di kawasan wisata populer tersebut. Hujan deras yang turun beberapa jam saja sudah cukup untuk menyebabkan genangan tinggi hingga masuk ke rumah warga.

Melalui media sosial, masyarakat menyuarakan keprihatinan dan menyerukan tindakan cepat dari pemerintah. Diharapkan, dengan adanya perhatian publik terhadap isu ini, akan ada langkah nyata dalam bentuk perbaikan drainase, penataan tata ruang, dan peningkatan kesadaran lingkungan di kalangan warga.

Masalah banjir di Lembang bukan sekadar akibat cuaca ekstrem, melainkan cermin dari perlunya sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta dalam menjaga keseimbangan pembangunan dan lingkungan.

Jika tidak segera diatasi, banjir seperti ini akan terus berulang setiap musim hujan, mengancam kenyamanan warga dan citra Lembang sebagai destinasi wisata unggulan di Jawa Barat. (Ahm/abd).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *