Berita Daerah

Ronggeng Gunung dari Ciamis Selatan Kembali Viral, Warganet Bangga Budaya Sunda Tetap Lestari

102
×

Ronggeng Gunung dari Ciamis Selatan Kembali Viral, Warganet Bangga Budaya Sunda Tetap Lestari

Sebarkan artikel ini

Ciamis Selatan, SniperNew.id – Sebuah unggahan dari akun media sosial Threads bernama @kabar_bandungraya, yang dipublikasikan sekitar 10 menit lalu, tengah menarik perhatian warganet dengan menyoroti kesenian rakyat tradisional Ronggeng Gunung, Senin (27 /10/25)

Dalam unggahannya, akun tersebut menuliskan:“#kabarciamis

Ronggeng Gunung, sebuah kesenian tari rakyat yang berasal dari Ciamis Selatan dan Pangandaran, serta Candi Ronggeng, situs sejarah peninggalan Hindu yang ditemukan di Desa Sukajaya, Pamarican.
Reueus pisan euy kompak kieu!!!

Video Tiktok/Dwikiharmawan
Sc @tembangsunda

#tembangsunda #ronggenggunung #viral #viralvideos #senitradisi #urangsunda #sundasamodarna”

Unggahan tersebut juga menampilkan potongan video berdurasi singkat yang diambil dari akun TikTok @Dwikiharmawan, menampilkan suasana ramai sekelompok warga tengah berkumpul di bawah tenda besar. Dalam video itu terlihat antusiasme masyarakat yang sedang menyaksikan pertunjukan seni, dengan suasana malam yang meriah dan penuh kebersamaan.

Ronggeng Gunung dikenal sebagai tari rakyat tradisional yang berkembang di wilayah Ciamis Selatan dan Pangandaran, Jawa Barat. Tarian ini kerap dikaitkan dengan nilai-nilai spiritual dan sejarah lokal, bahkan dalam unggahan disebutkan kaitannya dengan Candi Ronggeng, situs peninggalan Hindu di Desa Sukajaya, Kecamatan Pamarican.

Unggahan tersebut disertai seruan kebanggaan berbahasa Sunda: “Reueus pisan euy kompak kieu!!!” yang berarti “Bangga sekali, kompak seperti ini!”—menunjukkan semangat pelestarian budaya lokal oleh masyarakat setempat.

Meski belum ada keterangan resmi dari pihak pemerintah daerah atau dinas kebudayaan, unggahan ini menunjukkan meningkatnya perhatian publik terhadap kesenian tradisional Sunda di tengah arus budaya modern.

Catatan Redaksi: Informasi ini merupakan laporan awal (kabar sementara) yang bersumber dari unggahan publik di media sosial Threads. Verifikasi lanjutan terhadap konteks kegiatan dan kebenaran data sejarah masih diperlukan sesuai dengan kode etik jurnalistik. (Iskandar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *