Kuansing, SniperNew.id – Insiden mengejutkan terjadi di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, ketika mobil pribadi milik Kapolres Kuansing, AKBP Raden Ricky Pratidiningrat, dirusak oleh massa. Berdasarkan unggahan akun resmi @riauonline.co.id di media sosial Threads pada Senin malam, peristiwa itu melibatkan kendaraan jenis Toyota Fortuner berwarna hitam dengan nomor polisi BM 1405 AL yang disebut sebagai milik Kapolres.
Dalam unggahan tersebut, dijelaskan bahwa mobil hancur setelah dilempari massa. Aksi anarkis itu tidak hanya menyebabkan kerusakan berat pada kendaraan, tetapi juga mengakibatkan seorang wartawan terluka saat meliput di lokasi kejadian. Video berdurasi singkat yang diunggah memperlihatkan situasi tegang di sekitar area kejadian, di mana sejumlah warga tampak berkerumun dan berteriak di tepi jalan, sementara mobil hitam tersebut menjadi sasaran lemparan benda keras.
Menurut keterangan yang disampaikan riauonline.co.id, peristiwa perusakan mobil itu terjadi saat situasi di Kuansing sedang memanas akibat aksi protes warga terkait aktivitas tambang emas ilegal (PETI) di wilayah tersebut. Massa yang berkumpul di jalanan tampaknya tersulut emosi setelah mengetahui keberadaan kendaraan yang diduga milik Kapolres Kuansing.
Mereka kemudian melempari mobil dengan berbagai benda keras, seperti batu dan kayu, hingga menyebabkan kaca serta bodi kendaraan rusak parah. Dalam video yang tersebar, terdengar teriakan warga yang menunjukkan situasi tidak terkendali. Tidak lama setelahnya, aparat keamanan berusaha menenangkan massa dan mengamankan area sekitar.
Namun, di tengah kekacauan tersebut, seorang wartawan disebut menjadi korban karena terkena lemparan saat berupaya merekam kejadian untuk kebutuhan peliputan berita. Kondisi korban belum diketahui secara pasti, tetapi disebut mengalami luka akibat benturan benda tumpul.
Tokoh utama dalam insiden ini adalah AKBP Raden Ricky Pratidiningrat, yang saat ini menjabat sebagai Kapolres Kuantan Singingi. Kendaraan yang dirusak merupakan mobil pribadi miliknya. Selain Kapolres, pihak yang juga disebut terlibat dalam peristiwa tersebut adalah massa yang diduga berasal dari kelompok warga yang tidak puas terhadap penanganan kasus tambang emas ilegal di daerah mereka.
Sementara itu, wartawan yang menjadi korban luka disebut tengah menjalankan tugas jurnalistik. Hingga berita ini ditulis, identitas wartawan tersebut belum diungkap secara resmi, dan pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi kepada media terkait kondisi korban.
Peristiwa ini terjadi di wilayah Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau, pada awal pekan Oktober 2025. Unggahan riauonline.co.id menyebut kejadian ini baru berlangsung sekitar satu jam sebelum unggahan dibuat, menandakan peristiwa tersebut masih sangat baru.
Lokasi pastinya belum dijelaskan secara detail, namun dari video yang diunggah terlihat jalan utama yang ramai oleh warga, dengan sejumlah kendaraan terparkir di sekitar area kejadian. Dugaan sementara, peristiwa terjadi di area sekitar kegiatan tambang emas ilegal (PETI) yang belakangan ini menjadi sorotan di Kuansing.
Hingga kini, belum ada penjelasan resmi dari pihak kepolisian terkait pemicu utama kemarahan massa. Namun, berdasarkan pantauan di lapangan dan laporan dari berbagai sumber lokal, kemarahan warga diduga dipicu oleh ketegangan antara aparat kepolisian dan masyarakat yang menolak tindakan penertiban tambang emas ilegal (PETI).
Sebagian masyarakat yang menggantungkan hidup dari aktivitas PETI merasa terancam karena tindakan tegas kepolisian dalam penertiban tersebut. Situasi ini menimbulkan gesekan sosial yang berujung pada aksi protes dan kericuhan. Di tengah kerumunan yang memanas itulah mobil pribadi Kapolres Kuansing menjadi sasaran amuk massa.
Selain itu, temuan berupa tongkat komando dan topi dinas bertuliskan “Kapolres” di dalam mobil tersebut semakin memperkuat dugaan bahwa kendaraan tersebut memang milik Kapolres AKBP Raden Ricky Pratidiningrat. Kedua barang itu tertinggal di dalam mobil saat kerusuhan terjadi.
Video yang diunggah memperlihatkan bagaimana massa mengepung dan menyerang mobil berwarna hitam tersebut. Suasana tampak kacau dengan teriakan warga di latar belakang. Beberapa di antaranya terlihat melemparkan benda ke arah mobil hingga beberapa bagian kaca pecah.
Setelah kendaraan rusak berat, massa tampak mundur saat aparat keamanan mencoba mengendalikan situasi. Dalam rekaman yang beredar, terlihat pula beberapa orang berusaha mendekati mobil dan mengambil gambar atau video dari jarak dekat. Di tengah kekacauan, seorang wartawan tampak terjatuh dan dievakuasi oleh rekan-rekannya karena diduga terkena lemparan batu.
Meski belum ada konfirmasi resmi, sejumlah sumber di lapangan menyebut bahwa Kapolres Kuansing tidak berada di dalam mobil saat kejadian. Dugaan kuat menyebutkan bahwa kendaraan itu sedang terparkir ketika massa datang dan menyerangnya.
Unggahan tersebut memicu banyak komentar warganet yang menyayangkan tindakan anarkis tersebut. Beberapa pengguna media sosial meminta agar polisi segera mengusut tuntas kasus ini, termasuk pihak-pihak yang memprovokasi massa hingga melakukan perusakan.
Sementara itu, pihak media riauonline.co.id juga menambahkan bahwa wartawan yang terluka akibat insiden ini sedang mendapat perawatan dan berharap aparat kepolisian memberikan perlindungan lebih bagi jurnalis di lapangan.
Belum ada pernyataan resmi dari Kapolda Riau maupun Humas Polda Riau terkait peristiwa ini. Namun, sejumlah pengamat menilai bahwa insiden ini mencerminkan ketegangan sosial yang meningkat akibat konflik tambang emas ilegal di Kuansing, yang selama ini sudah menjadi perhatian nasional.
Insiden perusakan mobil pribadi milik Kapolres Kuansing menambah daftar panjang konflik antara aparat dan warga di wilayah yang sedang menghadapi masalah penambangan emas tanpa izin. Tindakan kekerasan dan perusakan seperti ini menjadi peringatan serius bagi semua pihak untuk menahan diri dan mengedepankan dialog.
Diperlukan langkah cepat dari kepolisian, pemerintah daerah, serta tokoh masyarakat agar situasi di Kuansing kembali kondusif. Selain itu, perlindungan terhadap wartawan yang meliput di area konflik juga harus menjadi perhatian utama, agar kebebasan pers tetap terjamin dan publik mendapatkan informasi yang akurat tanpa ancaman keselamatan.
Sumber: Unggahan akun @riauonline.co.id di Threads dengan keterangan. “Detik-detik mobil pribadi milik Kapolres Kuansing, AKBP Raden Ricky Pratidiningrat jenis Fortuner warna hitam dengan nomor polisi BM 1405 AL hancur dirusak massa. Warga melempari mobil tersebut hingga rusak, termasuk melukai seorang wartawan. Tidak hanya itu, tongkat komando diduga milik Kapolres dan topi dinas dengan tulisan Kapolres tertinggal di dalam mobil tersebut.”
Tagar yang disertakan dalam unggahan tersebut antara lain:
#riauonlinecoid #peti #tambangemas #riauonline #kuansingpost #kapolreskuansing