Berita Publikasi

Jurnalis Mengoyak Hati, Menjadi Inspirasi

253
×

Jurnalis Mengoyak Hati, Menjadi Inspirasi

Sebarkan artikel ini

Jakarta, SniperNew.id – Dalam dinamika dunia pers yang kian kompleks, nilai-nilai etik jurnalistik kembali menjadi sorotan. Sejumlah insiden gesekan antar jurnalis, baik secara verbal maupun fisik, mulai mencemaskan banyak pihak di tengah pentingnya menjaga marwah profesi pewarta, 15 Juni 2025

Baru-baru ini, muncul berbagai kasus konflik di antara sesama jurnalis, mulai dari saling sindir di media sosial, adu gengsi di lapangan liputan, hingga dugaan intimidasi karena perbedaan afiliasi media. Fenomena ini menyisakan luka dalam di kalangan insan pers, yang seharusnya bersatu menjaga integritas profesi.

Tak hanya melibatkan individu, fenomena ini turut menyeret nama institusi media, organisasi wartawan, dan komunitas jurnalis independen. Beberapa pihak mengaku kecewa, karena etika profesi yang seharusnya menjadi landasan, justru kerap diabaikan demi kepentingan sesaat.

Peristiwa ini terjadi dalam berbagai konteks peliputan, baik di ruang-ruang redaksi maupun di lapangan. Terbaru, dalam beberapa agenda peliputan unjuk rasa dan forum publik, ketegangan antar jurnalis sempat terekam kamera warga dan viral di media sosial.

Banyak yang menilai, pergeseran orientasi dari nilai kecepatan dan viralitas berita telah menggeser nilai kejujuran dan solidaritas dalam dunia jurnalisme. Persaingan antar media, tekanan dari pihak eksternal, dan kurangnya pemahaman mendalam soal kode etik menjadi faktor utama.

Dewan Pers dan berbagai lembaga jurnalis menyerukan pentingnya kembali ke ruh jurnalistik yang berlandaskan pada kode etik: kejujuran, keberimbangan, independensi, dan rasa hormat terhadap sesama profesi. Etika jurnalis bukanlah aturan kaku, melainkan pedoman moral yang harus dijaga bersama.

“Jurnalis sejati bukan hanya menulis tentang konflik, tapi menjadi pelita di tengah konflik itu. Etika bukan pagar, tapi jembatan yang menyatukan,” tulis salah satu redaksi dalam editorial internal yang kini menyebar luas di kalangan jurnalis muda.

Dengan refleksi ini, diharapkan para jurnalis tak hanya mengejar akurasi berita, tetapi juga membangun kembali solidaritas profesi. Mengingat, satu berita bisa mengubah dunia, namun satu sikap jurnalis bisa menyelamatkan banyak nurani.

Redaksi menulis bukan untuk menyindir, tetapi untuk mengingatkan. Sebab jurnalis sejati adalah mereka yang tak pernah berhenti belajar menjadi lebih baik, termasuk dalam memperlakukan sesama jurnalis.

Editor; (Bestian)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *