Purwakarta, SniperNew.id – Hari Reformasi merupakan peringatan terhadap sebuah perubahan dalam sistem kekuasaan pemerintahan negara Indonesi. Sistem pemerintahan Orde Baru yang berkepanjangan tergantikan dengan pemerintahan reformasi yang didampingi harapan terhadap sebuah pemerintahan yang lebih demokratis.
Berbagai elemen masyarakat (akademisi, buruh, mahasiswa, tokoh-tokoh masyarakat, dan lain sebagainya) akhirnya secara terang-terangan menyatakan perlawanan terhadap kepala negara yang telah menjabat 32 tahun lamanya itu. Pada akhirnya, terjadilah serangkaian aksi dan kerusuhan, berbagai toko mengalami pencurian dan perusakan oleh massa aksi demonstrasi, tempat-tempat tinggal masyarakat Tionghoa diteror, berbagai fasilitas publik dirusak sebagai imbas amukan rakyat.
“Berapa Korban Kerusuhan Mei 1998?”, Kerusuhan Mei 1998 telah merenggut nyawa 1.190 orang di Jakarta (Tim Gabungan Pencari Fakta Kerusuhan Mei 1998)
Penumpukan aspirasi dan semangat juang masyarakat akhirnya meluap dan melahirkan suatu usaha pergerakan serentak. Bersama-sama, berbagai golongan masyarakat menyatakan suara untuk melengserkan masa pemerintahan Presiden Soeharto dari jabatannya.
Bersama-sama juga, berbagai golongan masyarakat memperjuangkan haknya untuk terbebas dari keterpurukan, krisis moneter, dan kerusuhan lain yang bermunculan di dalam sistem pemerintahan otoriter Orde Baru yang berkepanjangan. Puncak dari perjuangan rakyat dan dianggap sebagai Hari Kemenangan seluruh rakyat Indonesia.
“Saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden Republik Indonesia terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini pada hari ini Kamis, 21 Mei 1998.” – Soeharto Presiden saat itu
Mundurnya Presiden Soeharto menjadi awal jatuhnya rezim Orde Baru dan kekuasaan di serahkan kepada Wakil Presiden B.J. Habibie. Momen tersebut kemudian diperingati sebagai Hari Reformasi Nasional. (Trisna M.)












